Saat itu jalanan sepi dan tak ada cahaya sedikitpun. Hanya bermodal focus pada cahaya lampu depan motor, aku bisa berjalan tanpa menabrak, melihat kondisi jalanan yang bisa dan tidak untuk dilewati, dan berjalan dengan lancar untuk sampai ke tujuan.
Tetapi sempat aku mengabaikan cahaya yang hanya ada di depanku dan terpana pada kegelapan di sekeliling. Kegelapan membuat pikiranku tersesat. Jalanan tidak terlihat dan bingung kemana harus mengarahkan kendaraan agar tidak menabrak atau terguncang oleh batu-batu jalanan.
Lantas terlintas pikiran, bagaimana seandainya jika tidak ada lampu? Atau dengan sombongnya berjalan tanpa lampu dengan alasan matahari toh hampir terbit? Kau akan membahayan dirimu sendiri, juga membahayakan orang lain. Benar kan?
Kegelapan itu dunia. Cahaya itu Al qur’an. Perjalanan itu kehidupan. Waktu adalah jaman.
Dunia itu gelap dan penuh kedzaliman. Hanya cahaya yang bisa membuat kita tahu mana yang harus dilalui dan mana yang tidak meski berbagai ujian akan menghampirinya, ia akan tau itu harus dilewati. Tapi, jika kita terfokus pada kegelapan, cahaya itu pun toh akan percuma dan tidak berguna. Langkah akan tetap terombang-ambing, tujuan pun tidak tercapai, plus babak belur kena masalah sana-sini. Padahal cahaya didepan matanya.
Pun orang yang belagu, tidak menyalakan lampunya, kita tahu akan bagaimana perjalanannya. Dia punya lampu, tapi dia matikan karena sudah tidak sesuai. Selain menyesatkan dirinya sendiri, dia akan membuat orang lain yang berjalan bersamanya ikut kacau balau..
Lampumu ada di tanganmu…itu pilihanmu, kau mau memakainya atau tidak. Kesudahannya toh akan berbeda. Pilihlah.
No comments:
Post a Comment