kalau ditanya…”Siapa Tuhanmu?” secara lisan kita akan jawab…”Allah.”
tapi coba simak dongeng berikut ini.
Di sebuah kerajaan yang luas, dipimpin oleh seorang raja yang sangat bijaksana, baik hati, tidak sombong, rajin menabung,,wah pokonamah perfect lah! apalagi buat yang lagi nyari suami hehehe bercanda. yah gitu. saking sempurnanya, sehingga tak seorangpun rakyatnya yang membencinya. di ujung kerajaan tersebut, berbatasan dengan kerajaan lain yang amburadul, hidup seorang petani (katakanlah petani gitu). jarak ke Istana Raja Sempurna sangat lebih jauh daripada ke istana kerajaan tetangganya. namun dia tetap meyakini bahwa Raja Sempurna adalah pemimpinnya. maka berangkatlah ia setiap bulan ke Istana Raja Sempurna untuk memberi hadiah. Ia sangat bahagia jika Raja menerima hadiahnya.
sampai di pintu gerbang istana, dia bertanya pada penjaganya..”yang mana Raja Sempurna?” dia belum tahu wajah sang Raja. Sang penjaga menjawab “yang sedang duduk dan berpakaian bagus.” maka ia segera berjalan kearah beberapa orang yang duduk berkumpul memakai pakaian bagus, lalu menyerahkan hadiah kepada salah seorang diantaranya. dia anggap bahwa orang itulah Raja Sempurna. lalu ia kembali pulang ke desanya nan jauh.
begitulah aktivitasnya setiap bulan. lelah dan pengorbanan hasil panennya tidak ia hiraukan.
suatu hari, sang Raja Sempurna mengumumkan bahwa ia akan memberi penghargaan terhadap rakyat yang selalu memberinya hadiah. lalu berangkatlah petani ke istana untuk menerima penghargaan.
satu per satu rakyat dipanggil, tapi gilirannya tak kunjung datang, sampai sang sekertaris kerajaan bilang “sekian.” lho kok?? mana penghargaan untuk petani?? Ia pun protes. ia meminta agar diketemukan dengan Raja. setelah masuk ke istana, ia tidak melihat sang Raja yang setiap bulan ia kunjungi. ia melihat seseorang yang lebih perkasa dan lebih kuat duduk di singgasana yang mewah.
“Siapa kamu?” tanya sang Raja.
“Saya adalah orang yang setiap bulan pergi dari desa terjauh dari sini untuk memberi hadiah untukmu, Tuan,” jawabnya
“Saya tidak mengenalmu. Kamu telah berbohong.” lalu sang Raja memerintahkan penjaga untuk memenggal kepala sang petani.
Bad ending, huh?
bagaimana jika ketika Allah mengumumkan siapa saja yang mendapat rahmatNya, lantas Ia bilang “Aku tidak mengenalmu”? Lalu Ia memalingkan wajahnya dari kita… tidakkah engkau merasa sesak?
kemana usaha kita selama ini? terkecoh tuhan-tuhan yang lain yang saat ini lagi trend untuk menyejajarkan diri denganNya?? padahal kita susah payah untuk tidak mendekati kerajaan lain yang mungkin lebih nyaman untuk diraih. kalau kita tidak kenal Tuhan kita, apakah Ia akan mengenal kita?? kalau kita tidak mencari Tuhan kita yang sebenarnya, untuk apa kita hidup??
tapi coba simak dongeng berikut ini.
Di sebuah kerajaan yang luas, dipimpin oleh seorang raja yang sangat bijaksana, baik hati, tidak sombong, rajin menabung,,wah pokonamah perfect lah! apalagi buat yang lagi nyari suami hehehe bercanda. yah gitu. saking sempurnanya, sehingga tak seorangpun rakyatnya yang membencinya. di ujung kerajaan tersebut, berbatasan dengan kerajaan lain yang amburadul, hidup seorang petani (katakanlah petani gitu). jarak ke Istana Raja Sempurna sangat lebih jauh daripada ke istana kerajaan tetangganya. namun dia tetap meyakini bahwa Raja Sempurna adalah pemimpinnya. maka berangkatlah ia setiap bulan ke Istana Raja Sempurna untuk memberi hadiah. Ia sangat bahagia jika Raja menerima hadiahnya.
sampai di pintu gerbang istana, dia bertanya pada penjaganya..”yang mana Raja Sempurna?” dia belum tahu wajah sang Raja. Sang penjaga menjawab “yang sedang duduk dan berpakaian bagus.” maka ia segera berjalan kearah beberapa orang yang duduk berkumpul memakai pakaian bagus, lalu menyerahkan hadiah kepada salah seorang diantaranya. dia anggap bahwa orang itulah Raja Sempurna. lalu ia kembali pulang ke desanya nan jauh.
begitulah aktivitasnya setiap bulan. lelah dan pengorbanan hasil panennya tidak ia hiraukan.
suatu hari, sang Raja Sempurna mengumumkan bahwa ia akan memberi penghargaan terhadap rakyat yang selalu memberinya hadiah. lalu berangkatlah petani ke istana untuk menerima penghargaan.
satu per satu rakyat dipanggil, tapi gilirannya tak kunjung datang, sampai sang sekertaris kerajaan bilang “sekian.” lho kok?? mana penghargaan untuk petani?? Ia pun protes. ia meminta agar diketemukan dengan Raja. setelah masuk ke istana, ia tidak melihat sang Raja yang setiap bulan ia kunjungi. ia melihat seseorang yang lebih perkasa dan lebih kuat duduk di singgasana yang mewah.
“Siapa kamu?” tanya sang Raja.
“Saya adalah orang yang setiap bulan pergi dari desa terjauh dari sini untuk memberi hadiah untukmu, Tuan,” jawabnya
“Saya tidak mengenalmu. Kamu telah berbohong.” lalu sang Raja memerintahkan penjaga untuk memenggal kepala sang petani.
Bad ending, huh?
bagaimana jika ketika Allah mengumumkan siapa saja yang mendapat rahmatNya, lantas Ia bilang “Aku tidak mengenalmu”? Lalu Ia memalingkan wajahnya dari kita… tidakkah engkau merasa sesak?
kemana usaha kita selama ini? terkecoh tuhan-tuhan yang lain yang saat ini lagi trend untuk menyejajarkan diri denganNya?? padahal kita susah payah untuk tidak mendekati kerajaan lain yang mungkin lebih nyaman untuk diraih. kalau kita tidak kenal Tuhan kita, apakah Ia akan mengenal kita?? kalau kita tidak mencari Tuhan kita yang sebenarnya, untuk apa kita hidup??
No comments:
Post a Comment