Di taman depan gedung 2 Fakultas Peternakan Unpad, masih dalam rangka menggeje menunggu lab mikrobiologi farmasi Unpad kosong...duduk diam, baca The Ark, mendengarkan musik, dan sesekali mengamati kandang rusa. Siapa tahu tuh rusa-rusa berbaik hati keluar kandang nemenin saya disana.
Seringkali keSEPIan membuat pengelihatan, pendengaran, dan fu'ad menjadi lebih jeli. Melihat dan membaca apa yang tidak orang lain lihat dan orang lain baca. Yah, waktu itu memang sepi..menunggu dua sahabat yang datang di waktu yang berbeda dan hanya sekejap kemudian pergi lagi.
Dan...
tiba-tiba Allah mengarahkan mataku pada seekor ulat bulu yang diam tak bergerak tepat beberapa senti di dekat kakiku. Sentak aku angkat kaki, kaget sekaligus jijik. Merinding. Itu ulat bulu lumayan gede, bulunya panjang, bentuknya unik.
tiba-tiba Allah mengarahkan mataku pada seekor ulat bulu yang diam tak bergerak tepat beberapa senti di dekat kakiku. Sentak aku angkat kaki, kaget sekaligus jijik. Merinding. Itu ulat bulu lumayan gede, bulunya panjang, bentuknya unik.
Aku menenangkan diri sejenak, lalu kembali duduk di tempat yang sama. Kalau Ulat itu saja membuatku takut, apalagi yang lebih besar? Kujernihkan pikiran...dia bukan musuhku. Lamaaa...kemudian, barulah degupan jantung reda. Aku kembali menggeje..
Sesekali di sela sela musik dan buku bacaan, ku amati dia. Masih diam tak bergerak. Mati kah? Hmm...Entahlah. Tiba-tiba datang seekor semut padanya. Yang aku tahu, semut membawa semua hal yang bisa dia jadikan bahan makanan ke sarangnya, termasuk hewan yang sudah mati. Lalu kupikir, mungkin ulat itu memang sudah mati. Aku jadi sedikit merasa bersalah saat merasa takut terhadapnya. Toh, ternyata dia sudah mati.
Satu kali, si semut toel-toel bulunya. Puas toal-toel, dia narik-narik bulunya. Masih tak bergerak, dia seruduk-seruduk tu ulet. Heran deh, kalau mau bawa ulet segede gitu harusnya bawa pasukan dong! Dan memang kulihat si semut sempat menjauhi si ulet bulu, menghampiri temannya yang lain, lalu balik lagi, tapi tetap sendirian. dan si teman semut itu, tetap berkeliaran.
Setelah balik, si semut agaknya tak sabar. Dia jelajahi tubuh si ulet. Heran, semut ga takut kena gatel-gatel ya kena bulu ulet? hahahaha...
Tapi ternyata, si ulet mulai bergerak. Ternyata dia masih HIDUP. Awalnya hanya kepalanya (bingung juga itu kepala apa ekor ya? haha). Si semut masih saja 'mengganggu'nya. Sampai akhirnya dia benar-benar bergerak dan berpindah. Dan setelah itu, si semut pun pergi dengan si teman semut, entah kemana....
Aku jadi bertanya, si semut, sebenarnya dia memang berniat membawa Ulat yang ku kira mati sebagai makanan, atau hanya mengganggu, atau membangunkan si Ulat agar terhindar dari injakan orang? (secara tu ulet nangkring di tempat orang lalu lalang...coba nangkringnya di atas pohon..)
Jadi membayangkan bagaimana Sulaiman as mendengarkan percakapan hewan-hewan, si semut, si burung,...kadang, hakikat kehidupan justru merekalah yang menguasai. Manusia banyak belajar, dan memang sudah seharusnya banyak belajar. Team work, kasih sayang, persaudaraan, permusuhan, kerja keras, saling berbagi...Semuanya terjadi sedangkan mereka selalu dalam keadaan berdzikir pada Allah. Mereka begitu, dengan dasar ketaatan pada penciptaNya.
Karena...hanya Manusia dan Jin yang punya potensi untuk menantang dan durhaka. Dan kebanyakan potensi itu, manusia lah yang menggunakannya. Iblis? oh, dia hanya menentang Allah satu kali, saat tidak mau ikut bersujud kepada Adam. Selebihnya, kepatuhan tiada tara, termasuk janjinya pada Allah untuk terus menyesatkan manusia.
Balik lagi ke si Ulet bulu...akhirnya kulihat dia berjalan kesana kemari...
Aku pun kembali pada urusanku, beberapa menit. Sahabatku datang dan akan segera pergi. Lalu seolah teringat, aku kembali melihat tempat si ulat tadi jalan-jalan. Sudah tidak ada...cepet banget dia larinya? Hmm...kucari-cari, ternyata.....nempel di sepatuku! Sontak aku menjerit! Kegelianku masih ada, padahal sudah kuyakinkan diri bahwa dia kawanku. Sedikit panik sambil menenangkan diri, akhirnya aku minta bantuan sahabat yang juga penyayang binatang untuk melepaskan itu ulet bulu dari sepatu.
Satu dua kali memakai dedaunan, dia tak juga mau lepas. Akhirnya dengan membanting-banting sepatu beberapa lama, dia lepas juga. Kulihat seberkas cairan menempel di sepatuku. Dia mati, terbentur. Innalillahi wa innailaihi raji'un...
Mungkin....dia juga menganggapku kawan.
Sekian menit berbincang bincang, mungkin dia sadar aku sedang berbicara dengannya. Dan seketika aku ingat pelajaran biologi, klasifikasi makhluk hidup. Bahwa hanya ada dua Kingdom (kalau ga salah), Animalia, dan Plantae. Dan Manusia? Tentu saja masuk ke Kingdom hewan. Ditambah firman-firman Allah yang menunjukkan bahwa Dia memang menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, lalu kemudian diturunkan pada derajat paling rendah..
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (TQS At-tiin : 4-6)
Dan Allah juga menggambarkan bahwa manusia juga bisa menjadi se'rendah' binatang.
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al Furqon: 44)
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang sebuRuk-buRuknya pada sisi Allah ialah; ORang-ORang yang pekak dan tuli yang tidak mengeRti apa-apapun. “[QS. Al Anfaal (8) ayat 22]
“TeRangkanlah kepadaku tentang ORang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihaRa atasnya? Atau apakah kamu mengiRa bahwa kebanyakan meReka itu mendengaR atau memahami. MeReka itu tidak lain, hanyalah sepeRti binatang teRnak, bahkan meReka lebih sesat jalannya (daRi binatang teRnak itu).”[QS. Al FuRqaan (25) ayat 43-44]
“TeRangkanlah kepadaku tentang ORang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihaRa atasnya? Atau apakah kamu mengiRa bahwa kebanyakan meReka itu mendengaR atau memahami. MeReka itu tidak lain, hanyalah sepeRti binatang teRnak, bahkan meReka lebih sesat jalannya (daRi binatang teRnak itu).”[QS. Al FuRqaan (25) ayat 43-44]
”Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (deRajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cendeRung kepada dunia dan menuRutkan hawa nafsunya yang Rendah, maka peRumpamaannya sepeRti anjing jika kamu menghalaunya diuluRkannya lidahnya dan jika kamu membiaRkannya dia menguluRkan lidahnya (juga). Demikian itulah peRumpamaan ORang-ORang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceRitakanlah (kepada meReka) kisah-kisah itu agaR meReka beRfikiR.” [QS. Al A'Raaf (7) ayat 176]
“Dan peRumpamaan (ORang-ORang yang menyeRu) ORang-ORang kafiR adalah sepeRti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengaR selain panggilan dan seRuan saja. MeReka tuli, bisu dan buta, maka (Oleh sebab itu) meReka tidak mengeRti. “ [QS. Al BaqaRah (2) ayat 171]
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buRuk di sisi Allah ialah ORang-ORang yang kafiR, kaRena meReka itu tidak beRiman.”[QS. Al Anfaal (8) ayat 55]
“Sesungguhnya Allah memasukkan ORang-ORang mukmin dan beRamal saleh ke dalam jannah yang mengaliR di bawahnya sungai-sungai. Dan ORang-ORang kafiR beRsenang-senang (di dunia) dan meReka makan sepeRti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal meReka.” [QS. Muhammad (47) ayat 12]
“Perumpamaan orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal …..” (QS. Al Jumu’ah : 5)
“ ……mereka mempunyai hati tapi tidak untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga tidak untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah) mereka seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi” (QS Al ‘roof 179 )
“…bahkan lebih sesat lagi” kata Allah. Dapat dikatakan bahwa manusia dapat melebihi binatang dalam kadar kesesatannya. Memang terlihat...zaman yang katanya modern ini banyak kita temui perilaku-perilaku aneh bin nyeleneh dalam kehidupan manusia.
“ ……mereka mempunyai hati tapi tidak untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga tidak untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah) mereka seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi” (QS Al ‘roof 179 )
“…bahkan lebih sesat lagi” kata Allah. Dapat dikatakan bahwa manusia dapat melebihi binatang dalam kadar kesesatannya. Memang terlihat...zaman yang katanya modern ini banyak kita temui perilaku-perilaku aneh bin nyeleneh dalam kehidupan manusia.
Ouch, manjang kemana-mana nih..
Karena mungkin aku dan si Ulat bulu sama-sama 'hewan', atau sama-sama makhluk Allah, komunikasinya ternyata nyambung. Bagiku ini menjadi penjelasan saat manusia berjuang di jalan Allah, maka Allah pun menolong dengan pasukan-pasukannya, termasuk hewan-hewan. Ingat burung ababil? Ingat hud-hud dan Sulaiman as? Ingat wabah ulat bulu? Ingat kuda-kuda perang sahabat Rasulullah saw? hmmm...
Labkom d6, 24 11 2011
Kata Rasulullah, (lupa redaksionalnya), Siapa yang meninggikan Kalimah Allah, dia fii sabilillah..
mungkin si Ulat bulu juga syahid ^_^
he... suka kata2 ini, "mungkin si ulat bulu juga syahid". amiin... aku doakan! ^^
ReplyDeletejadi nanya, emang ada ya status mukmin-muslim-mujahid-muttaqin buat hewan? haha
ReplyDeletebs ya bs tdk. lha kitanya g ngerti bhs hewan! he..
ReplyDeletelah bukannya kalau di Qur'an itu Rasulullah diutus untuk umat manusia yah?
ReplyDelete