Wednesday, November 30, 2011

Desain Ketakutan

Aku mengamati apa yang dilakukan segerombolan semut saat usahanya terhalangi. Ketika mereka mengerubuni gula dalam satu wadah, sengaja ku siram air (memang ceritanya mau dicuci—lagi-lagi cerita tentang cuci piring haha). Bagian bawah wadah memang tergenang air, dan banyak semut jadi korban. Tapi berapa lama kudiamkan, mereka tetap mengerubuninya lagi. Seperti tak takut mati, tak seperti yang digambarkan di film The Bugs Life atau the Ants. Dan tetap begitu.
Itu, pengorbanan tanpa rasa takut.
Ah, aku lupa, bukankah hewan memang tidak dikaruniakan akal yang berkembang?

Kalau Bumiku adalah Rumahku


Apa reaksimu ketika melihat tumpukan cucian piring di wastafelmu yang berhari-hari belum dicuci? Ditambah sampah-sampah sisa makanan yang dibiarkan begitu saja tetap disitu, membusuk, berjamur, bau busuk. Bayangkan berapa banyak mikroba disana. Setelah setahun pengerjaan skripsi bergelut dengan mikroba, hmm...ngeri membayangkannya.

Taruhlah setiap hari ibumu memproduksi makanan-makanan dan tak sempat membereskannya. Adonan-adonan berceceran di lantai, dihiasi debu-debu kaki, adik-adikmu yang berseliweran bermain kesana kemari, tumpukan baju-baju tak terurus, sepatu, kaus kaki yang sudah hilang pasangan-pasangannya, kompor yang menyala, bumbu-bumbu dapur berserakan, kulkas sudah dipenuhi sisa-sisa makanan yang tak akan dimakan

Tuesday, November 29, 2011

aku...dan semesta..

Saat waktu terasa hanya sebagai perubahan gerakan jarum jam, habis kesadaran.
Jarum jam bergerak 30 derajat, lalu 30 derajat, lalu 30 derajat lagi...
yah, toh, akan kembali ke tempat semula.
Kehilangan jam 4 pagi, toh nanti jarum jam akan kembali lagi kesana.
Terlena...














Dan saat waktu terasa sebagai bagian dari semesta..
Satu detik berarti pergerakan matahari..
Pergerakan matahari, berarti perputaran bumi..
dan setiap kali bumi berputar, dia berpindah tempat..
dan setiap kali berpindah tempat, perputarannya tak kan pernah terbalik..
dan setiap kali itu juga, semesta mengembang..
"Dan langit kami bangun dengan kekuasaan kami dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya." (QS Adz-dzariyat : 47)
dan dengan mengembangnya, semesta, suatu saat nanti...meledak.
waktu berhenti...













apa yang salah? 
bahwa alat penunjuk waktu berupa lingkaran yang jarumnya selalu kembali ke tempat semula, yang membuat diri lupa?
atau...fu'ad (akal dan pemahaman) yang terlalu kerdil untuk melihat diri sebagai bagian dari semesta?

dan..
aku juga takut..
sementara seluruh semesta sujud kepadaNya, hanya aku saja yang tidak.

depan musola d6, 
29 November 2011, 13.25
penat

Thursday, November 24, 2011

Dari Temanku, si Ulat Bulu...Untukku

Di taman depan gedung 2 Fakultas Peternakan Unpad, masih dalam rangka menggeje menunggu lab mikrobiologi farmasi Unpad kosong...duduk diam, baca The Ark, mendengarkan musik, dan sesekali mengamati kandang rusa. Siapa tahu tuh rusa-rusa berbaik hati keluar kandang nemenin saya disana. 

Seringkali keSEPIan membuat pengelihatan, pendengaran, dan fu'ad menjadi lebih jeli. Melihat dan membaca apa yang tidak orang lain lihat dan orang lain baca. Yah, waktu itu memang sepi..menunggu dua sahabat yang datang di waktu yang berbeda dan hanya sekejap kemudian pergi lagi.

Dan...

Saturday, November 12, 2011

Kantin Salman 111111

11-11-11 seharusnya menjadi angka yang biasa, karena Allah toh menciptakan setiap harinya punya berkah yang sama berlimpah. Setiap detik mata memandang, tangan berbuat, kaki melangkah, sejatinya banyak hal yang bisa didapat. Termasuk teori-teori nyeleneh dan inspirasi-inspirasi yang sengaja Allah hadirkan tiba-tiba.

Yang nyeleneh hari kemarin itu :
Bagaimana kita bisa membedakan cowo yang suka dan ga suka sama bola?
datanglah ke kantin salman ITB pas pertandingan  bola. Tu cowo-cowo yang memisahkan diri dari gerombolan di depan TV kantin, berarti dia ga gila bola. Secara, pas orang lain teriak-teriak, dia cuek aja. Mengamati gerombolan pecinta bola yang merasa sangat kehilangan karena tidak bisa nonton di rumah/ kosannya (persis musafir), dan yang kebalikannya, itu hiburan tersendiri bagiku. Lucu.

Dan yang menyentak :
Di tempat yang sama (kantin salman), masih dengan antengnya mengamati orang-orang pecinta dan pembenci sepak bola, seorang ibu berjalan berdua dengan seorang lansia (tampak seperti ibunya), mengambil tempat duduk tepat di sebelahku. Lagi-lagi (entah kapan aku bisa bosan), mengamati mereka. Sang ibu dengan sabar berbicara dengan lansia. Pembicaraan yang tampak tidak asik, tapi dia tetap tersenyum, dan si nenek terlihat senang. Seperti anak-anak!

Aku tertegun. Kapan aku menyayangi ibuku seperti itu? Aku membayangkan kehidupan mereka masing-masing, lalu terlintas..
hal apa yang mengharuskan seseorang menyayangi dan menghormati orang tua dan orang-orang yang memang lebih tua darinya? 
Karena mereka sudah mengalami episode hidup yang belum pernah kita lewati.


Dan aku pun, belum pernah melewati episode-episode yang sang ibu tadi telah lewati. Rasanya lancang sekali, jika memandangnya rendah. Rasanya jadi lancang sekali, menyesal kalau-kalau di suatu waktu di hari kemarin, aku merendahkan seseorang dengan lintasan waktu yang lebih panjang dariku. Terlepas mereka melewatinya dengan hal-hal yang benar atau salah, dihormati tetap layak mereka dapatkan. Malu lah...

Thursday, November 10, 2011

"Dunia Malam itu Menyenangkan!"

Ceritanya meng-geje tengah malam di suatu malam (gak mungkin lah tengah malam di suatu siang), goreng kentang jam sekian malam (enatahlah jam berapa, lupa), seduh kopi, dan nangkring di depan tv. Oper channel sana-sini tapi ga ada yang rame, akhirnya mentok di Trans7 (Ups, nyebut merek, ga apa-apa lah yaaaa).
Sebenarnya udah lama tau ada program itu tengah malam, tapi gak terlalu ambil pusing. Semua permasalahan media, baik sebab musabab dan akibatnya ke masyarakat, sudah tau lah akarnya dimana...(perlu dibahas? nanti yah). Yang jelas, yah bayangkan saja. Semua ke'kacauan' yang terjadi di sekitar kita tak lepas dari pengaruh media, entah itu TV, Internet, Koran, Majalah, dan kawan-kawannya. Kalau dirunut-runut, ujung-ujungnya bisa dibayangkan penikmat media itu seperti boneka. Tahu lah yang menguasainya siapa...

yah, akhirnya jadi menyimak program Dunia Malam Trans7. Digambarkan seorang wanita cantik yang cerdas (pemandu acara) ingin tahu suasana malam di salah satu kota di Kalimantan. Mulai dari kulinernya yang aneh, sampai gemerlap prostitusi dan klub-klub malam. Menyimak sambil miris sebenarnya, sebab si pemandu itu menggambarkannya dengan 'cerdas', seolah hal-hal seperti itu adalah wajar. Ekspresi dan pemaparannya cerdas layaknya seorang jurnalis, tapi...yang dibahasnya sama sekali tidak. Apalagi penampilannya, sebab dia menelusuri dengan melebur kedalamnya. akhirnya, jadi tidak pantas melebur pada dunia malam kalau kostumnya seperti biasa, misalnya kemeja dan jeans, ga nyeni banget...apalagi pakai jilbab. jatuhnya.......ya pakai tanktop nu kararitu lah. Ditambah 'objektivitas' hasil liputannya yang pada akhirnya mempromosikan 'Dunia Malam itu Mengasikkan'...si wanita yang 'cerdas' itu ikut melebur di lantai dansa sebuah klub malam yang dia gambarkan sebelumnya bahwa acara di klub itu biasanya diawali dengan sexy dancer. Dan...tampak santai saja. Ah, lieur dunia....dia benar-benar bilang "Dunia malam di sini menyenangkan!"

Setelah program itu habis, program selanjutnya saya panteng juga. Berharap ada yang lebih berkualitas (karena biasanya disitu acara2nya tanpa sinetron2 geje)...ternyata makin error. Nama Program Selanjutnya adalah...Mata Lelaki. Kukira pemandunya bakal beneran lelaki. Ternyata eh ternyata.......lebih seksi dari yang tadi ! Pakai gaun mini hanya sebatas bawah dada sampai pangkal paha (maaf), dengan lekukan yang ditonjolkan sana-sini, dan disorot per lekukan. Sebenernya tu program cuma ngebahas 'manfaat kopi'...tapi, masya Allah...apa-apaan itu teh? si pemandu na....aduuuuh ga tega ngegambarinnya...di shoot sambil minum kopi dengan berbagai posisi.  Seperti memang dirancang untuk (maaf--lagi) merangsang. Apa maksudnya? Menghibur?

Kalaupun yang 'terpancing' itu sudah punya pasangan, apa statusnya jika pandangannya 'menikmati' yang bukan pasangannya? Apalagi yang belum punya pasangan? Semakin 'halal' saja pergaulan bebas di negeri dengan penduduk 'yang-katanya-muslim' terbanyak di dunia ini...

Dan media...yang menyaksikan bukan hanya satu-dua orang...Bayangkan saja akibatnya...
Stress...!