Friday, December 2, 2011

Tawa : antara senang dan ironi

Benar-benar terkesima dengan langit semalam!

Awal Desember yang cerah, pukul 11 malam masih dalam perjalanan pulang. Tapi, bagaimana caranya menikmati langit sambil berkonsentrasi pada kendaraan, coba?

Dan Allah menunjukkan caraNya sendiri untukku. Ah, lagi-lagi aku malu dengan cintaNya.

Ada satu titik di rute ke arah rumah yang selalu gelap sempurna di malam hari. Ditambah jalan yang sepi (ya iyalah secara gitu tengah malem), jadi leluasa untuk agak ‘lengah’. Entah inspirasi darimana yang membuat

Thursday, December 1, 2011

Kausalitas

awal dari kemunafikan adalah sebuah luka...
awal dari luka adalah jiwa yang sempit..
awal dari jiwa yang sempit adalah iman yang lemah..
dan iman yang lemah adalah masih mempertanyakan Allah dengan segala kekuasaannya..




1 Desember 2011, 8.41
Hana Muwahhida
karena akar dari segala-galanya adalah Iman

Wednesday, November 30, 2011

Desain Ketakutan

Aku mengamati apa yang dilakukan segerombolan semut saat usahanya terhalangi. Ketika mereka mengerubuni gula dalam satu wadah, sengaja ku siram air (memang ceritanya mau dicuci—lagi-lagi cerita tentang cuci piring haha). Bagian bawah wadah memang tergenang air, dan banyak semut jadi korban. Tapi berapa lama kudiamkan, mereka tetap mengerubuninya lagi. Seperti tak takut mati, tak seperti yang digambarkan di film The Bugs Life atau the Ants. Dan tetap begitu.
Itu, pengorbanan tanpa rasa takut.
Ah, aku lupa, bukankah hewan memang tidak dikaruniakan akal yang berkembang?

Kalau Bumiku adalah Rumahku


Apa reaksimu ketika melihat tumpukan cucian piring di wastafelmu yang berhari-hari belum dicuci? Ditambah sampah-sampah sisa makanan yang dibiarkan begitu saja tetap disitu, membusuk, berjamur, bau busuk. Bayangkan berapa banyak mikroba disana. Setelah setahun pengerjaan skripsi bergelut dengan mikroba, hmm...ngeri membayangkannya.

Taruhlah setiap hari ibumu memproduksi makanan-makanan dan tak sempat membereskannya. Adonan-adonan berceceran di lantai, dihiasi debu-debu kaki, adik-adikmu yang berseliweran bermain kesana kemari, tumpukan baju-baju tak terurus, sepatu, kaus kaki yang sudah hilang pasangan-pasangannya, kompor yang menyala, bumbu-bumbu dapur berserakan, kulkas sudah dipenuhi sisa-sisa makanan yang tak akan dimakan

Tuesday, November 29, 2011

aku...dan semesta..

Saat waktu terasa hanya sebagai perubahan gerakan jarum jam, habis kesadaran.
Jarum jam bergerak 30 derajat, lalu 30 derajat, lalu 30 derajat lagi...
yah, toh, akan kembali ke tempat semula.
Kehilangan jam 4 pagi, toh nanti jarum jam akan kembali lagi kesana.
Terlena...














Dan saat waktu terasa sebagai bagian dari semesta..
Satu detik berarti pergerakan matahari..
Pergerakan matahari, berarti perputaran bumi..
dan setiap kali bumi berputar, dia berpindah tempat..
dan setiap kali berpindah tempat, perputarannya tak kan pernah terbalik..
dan setiap kali itu juga, semesta mengembang..
"Dan langit kami bangun dengan kekuasaan kami dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya." (QS Adz-dzariyat : 47)
dan dengan mengembangnya, semesta, suatu saat nanti...meledak.
waktu berhenti...













apa yang salah? 
bahwa alat penunjuk waktu berupa lingkaran yang jarumnya selalu kembali ke tempat semula, yang membuat diri lupa?
atau...fu'ad (akal dan pemahaman) yang terlalu kerdil untuk melihat diri sebagai bagian dari semesta?

dan..
aku juga takut..
sementara seluruh semesta sujud kepadaNya, hanya aku saja yang tidak.

depan musola d6, 
29 November 2011, 13.25
penat

Thursday, November 24, 2011

Dari Temanku, si Ulat Bulu...Untukku

Di taman depan gedung 2 Fakultas Peternakan Unpad, masih dalam rangka menggeje menunggu lab mikrobiologi farmasi Unpad kosong...duduk diam, baca The Ark, mendengarkan musik, dan sesekali mengamati kandang rusa. Siapa tahu tuh rusa-rusa berbaik hati keluar kandang nemenin saya disana. 

Seringkali keSEPIan membuat pengelihatan, pendengaran, dan fu'ad menjadi lebih jeli. Melihat dan membaca apa yang tidak orang lain lihat dan orang lain baca. Yah, waktu itu memang sepi..menunggu dua sahabat yang datang di waktu yang berbeda dan hanya sekejap kemudian pergi lagi.

Dan...

Saturday, November 12, 2011

Kantin Salman 111111

11-11-11 seharusnya menjadi angka yang biasa, karena Allah toh menciptakan setiap harinya punya berkah yang sama berlimpah. Setiap detik mata memandang, tangan berbuat, kaki melangkah, sejatinya banyak hal yang bisa didapat. Termasuk teori-teori nyeleneh dan inspirasi-inspirasi yang sengaja Allah hadirkan tiba-tiba.

Yang nyeleneh hari kemarin itu :
Bagaimana kita bisa membedakan cowo yang suka dan ga suka sama bola?
datanglah ke kantin salman ITB pas pertandingan  bola. Tu cowo-cowo yang memisahkan diri dari gerombolan di depan TV kantin, berarti dia ga gila bola. Secara, pas orang lain teriak-teriak, dia cuek aja. Mengamati gerombolan pecinta bola yang merasa sangat kehilangan karena tidak bisa nonton di rumah/ kosannya (persis musafir), dan yang kebalikannya, itu hiburan tersendiri bagiku. Lucu.

Dan yang menyentak :
Di tempat yang sama (kantin salman), masih dengan antengnya mengamati orang-orang pecinta dan pembenci sepak bola, seorang ibu berjalan berdua dengan seorang lansia (tampak seperti ibunya), mengambil tempat duduk tepat di sebelahku. Lagi-lagi (entah kapan aku bisa bosan), mengamati mereka. Sang ibu dengan sabar berbicara dengan lansia. Pembicaraan yang tampak tidak asik, tapi dia tetap tersenyum, dan si nenek terlihat senang. Seperti anak-anak!

Aku tertegun. Kapan aku menyayangi ibuku seperti itu? Aku membayangkan kehidupan mereka masing-masing, lalu terlintas..
hal apa yang mengharuskan seseorang menyayangi dan menghormati orang tua dan orang-orang yang memang lebih tua darinya? 
Karena mereka sudah mengalami episode hidup yang belum pernah kita lewati.


Dan aku pun, belum pernah melewati episode-episode yang sang ibu tadi telah lewati. Rasanya lancang sekali, jika memandangnya rendah. Rasanya jadi lancang sekali, menyesal kalau-kalau di suatu waktu di hari kemarin, aku merendahkan seseorang dengan lintasan waktu yang lebih panjang dariku. Terlepas mereka melewatinya dengan hal-hal yang benar atau salah, dihormati tetap layak mereka dapatkan. Malu lah...

Thursday, November 10, 2011

"Dunia Malam itu Menyenangkan!"

Ceritanya meng-geje tengah malam di suatu malam (gak mungkin lah tengah malam di suatu siang), goreng kentang jam sekian malam (enatahlah jam berapa, lupa), seduh kopi, dan nangkring di depan tv. Oper channel sana-sini tapi ga ada yang rame, akhirnya mentok di Trans7 (Ups, nyebut merek, ga apa-apa lah yaaaa).
Sebenarnya udah lama tau ada program itu tengah malam, tapi gak terlalu ambil pusing. Semua permasalahan media, baik sebab musabab dan akibatnya ke masyarakat, sudah tau lah akarnya dimana...(perlu dibahas? nanti yah). Yang jelas, yah bayangkan saja. Semua ke'kacauan' yang terjadi di sekitar kita tak lepas dari pengaruh media, entah itu TV, Internet, Koran, Majalah, dan kawan-kawannya. Kalau dirunut-runut, ujung-ujungnya bisa dibayangkan penikmat media itu seperti boneka. Tahu lah yang menguasainya siapa...

yah, akhirnya jadi menyimak program Dunia Malam Trans7. Digambarkan seorang wanita cantik yang cerdas (pemandu acara) ingin tahu suasana malam di salah satu kota di Kalimantan. Mulai dari kulinernya yang aneh, sampai gemerlap prostitusi dan klub-klub malam. Menyimak sambil miris sebenarnya, sebab si pemandu itu menggambarkannya dengan 'cerdas', seolah hal-hal seperti itu adalah wajar. Ekspresi dan pemaparannya cerdas layaknya seorang jurnalis, tapi...yang dibahasnya sama sekali tidak. Apalagi penampilannya, sebab dia menelusuri dengan melebur kedalamnya. akhirnya, jadi tidak pantas melebur pada dunia malam kalau kostumnya seperti biasa, misalnya kemeja dan jeans, ga nyeni banget...apalagi pakai jilbab. jatuhnya.......ya pakai tanktop nu kararitu lah. Ditambah 'objektivitas' hasil liputannya yang pada akhirnya mempromosikan 'Dunia Malam itu Mengasikkan'...si wanita yang 'cerdas' itu ikut melebur di lantai dansa sebuah klub malam yang dia gambarkan sebelumnya bahwa acara di klub itu biasanya diawali dengan sexy dancer. Dan...tampak santai saja. Ah, lieur dunia....dia benar-benar bilang "Dunia malam di sini menyenangkan!"

Setelah program itu habis, program selanjutnya saya panteng juga. Berharap ada yang lebih berkualitas (karena biasanya disitu acara2nya tanpa sinetron2 geje)...ternyata makin error. Nama Program Selanjutnya adalah...Mata Lelaki. Kukira pemandunya bakal beneran lelaki. Ternyata eh ternyata.......lebih seksi dari yang tadi ! Pakai gaun mini hanya sebatas bawah dada sampai pangkal paha (maaf), dengan lekukan yang ditonjolkan sana-sini, dan disorot per lekukan. Sebenernya tu program cuma ngebahas 'manfaat kopi'...tapi, masya Allah...apa-apaan itu teh? si pemandu na....aduuuuh ga tega ngegambarinnya...di shoot sambil minum kopi dengan berbagai posisi.  Seperti memang dirancang untuk (maaf--lagi) merangsang. Apa maksudnya? Menghibur?

Kalaupun yang 'terpancing' itu sudah punya pasangan, apa statusnya jika pandangannya 'menikmati' yang bukan pasangannya? Apalagi yang belum punya pasangan? Semakin 'halal' saja pergaulan bebas di negeri dengan penduduk 'yang-katanya-muslim' terbanyak di dunia ini...

Dan media...yang menyaksikan bukan hanya satu-dua orang...Bayangkan saja akibatnya...
Stress...!

Thursday, October 6, 2011

Soal ‘Keinginan’, Baru Satu Ayat..

Kadang penting untuk memaki-maki diri sendiri. Belajar bijaksana menilai  keboodohan diri, dan tak layak atas pembelaan apapun. Tapi seringnya, kita memaki pada keadaan. Lalu tertutuplah mata atas kesalahan-kesalahan diri. Menjalani hidup dengan kemarahan, memaki setiap pekerjaan yang inginnya tidak dikerjakan.
Soal ingin dan tidak ingin, kita juga lupa. Bahwa hidup juga bukan karena keinginan kita. Artinya, melakukan apapun dalam hidup tidak bisa dilandaskan atas keinginan atau ketidakinginan. Disini kita diuji dengan penuhanan diri—meNuhankan Diri. Hidup mengikuti keinginan sendiri, lupa, buta dengan tugas dan fungsinya ketika diamanahkan lahir di dunia.

Ya, lupa kan? Kelahiran kita di bumi adalah amanah. Ada tugas yang harus kita kerjakan. Dan ada Hak yang Tuhan juga berikan kepada kita, seolah kita bukan ciptaanNya—hambaNya, budakNya. Bergelimpangan karuniaNya membuat kita merasa memang kita bukan budak (baca:hamba) Nya. Lupa.

Dan tidaklah kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu.” (TQS Adz dzariyat : 56)

Ayat yang akrab di telinga. Tapi bagaimana memaknainya?

Hidup jin dan manusia untuk ibadah, yaitu kegiatan yang dilakukan ‘abid’ (hamba), pada yang dihambai. Tak biasanya seorang budak memiliki hak, kecuali yang ditetapkan oleh tuannya. Begitu pengasihnya Allah memberikan hambaNya hak atas karuniaNya, potensi-potensi yang mengarahkan pada peribadatan padaNya—pendengaran, pengelihatan, hati, ilham, jasad..apa lagi yang kurang?

“..diciptakan untuk beribadah..”

Ada hak, ada kewajiban. Kewajiban kita adalah hidup untuk ibadah. Bagaimana jika ibadah untuk hidup?
Bagaimana bisa waktu kita bernilai ibadah, jika apapun yang dikerjakan dilandaskan pada keinginan? Apalagi, jika menggerutu saat kewajiban tidak sesuai dengan keinginan..bernilaikah? tidak.

Dengan membiarkan waktu hidup tanpa bernilai ibadah, maka satu ayat tadi, telah kita langgar.

Baru satu ayat..selamat !
gazebo d6 lagi, jatinangor
10.34
hana muwahhida
masih berangin-angin

Wednesday, October 5, 2011

Inilah manusia : Kebenaran selalu tidak lebih benar daripada kebatilan.

Pernah mendengar satu cerita..lupa tepatnya seperti apa.

Digambarkan bahwa sebelum Muhammad saw diangkat menjadi Rasul, beliau berasal dari kalangan bangsawan Quraisy, namun tidak tersentuh oleh pola-pola kejahiliyahan masyarakat Makkah saat itu, meski paman-pamannya adalah pejabat-pejabat tinggi di sana. Semenjak kecil dipelihara oleh Halimatus Sa’diyah, dijauhkan dari pergaulan ‘metropolis’ ala Makkah saat itu. Dibelah dadanya oleh malaikat dan dikeluarkan organ dalam berwarna hitam nan busuk dari dadanya. Dinaungi awan teduh setiap kali mengadakan perjalanan. menjadi orang paling berpengaruh di Makkah (dijuluki Al-Amin), dengan jalan yang bersih dari maksiat. Diandalkan oleh penduduk Makkah, seperti halnya pada saat peristiwa Hajar Aswad. Orang nomer satu lah..

Seingat saya, pada suatu cerita, rasulullah yang terbiasa menggembalakan hewan ternak milik pamannya saat remaja, ingin sekali-sekali seperti remaja lainnya, bersenang-senang menikmati pertunjukan. Tapi setiap kali akan pergi, beliau selalu tertidur. Hingga, beliau benar-benar sama sekali tidak tersentuh oleh hal-hal buruk selama hidupnya sebelum diangkat menjadi Rasul.

Pada kemudian hari, hal ini dibahas sebagai bentuk penjagaan Allah terhadap manusia yang akan ditunjuk oleh Allah menjadi utusanNya.

Yang menjadi pembahasan, bahwa Rasulullah pun manusia. Artinya, bentuk penjagaan Allah tersebut bisa saja berlaku pada manusia lainnya, termasuk manusia jaman sekarang (baca:kita). Hanya saja, kita seringkali memilih untuk mengabaikan penjagaan tersebut. Dan yang sering kita katakan adalah “Yah, Rasulullah sama kita kan beda, ga bisa sama seperti beliau,”

Akibatnya, penjagaan Allah terhadap kita (bisa melalui perintah dan larangannya; Al-Qur’an dan Sunnah), lebih sering kita anggap sebagai pengekangan kebebasan manusia (baca: Hak Asasi). Manusia berhak bersenang-senang, manusia berhak memilih apa yang disukainya, manusia ‘menjadi’ berhak melakukan apapun.

Karena hidup Cuma sekali, manusia menjadi berhak melupakan penciptanya, dan hakikat hidupnya.

Kalau dibahas berdasarkan perspektif, dalam perspektif iman-pada-Allah, penjagaan Qur’an dan Sunnah terhadap manusia adalah kebenaran. Tapi dalam perspektif iman-pada-hawa-nafsu, penjagaan Allah itu adalah pengekangan, kebatilan.

Inilah manusia : Kebenaran selalu tidak lebih benar daripada kebatilan.

Kenapa? Jawabannya jelas. Karena kebatilan, landasannya hawa nafsu. Dan hawa nafsu itu komponen mutlak pada manusia, yang selalu menyenangkan jika dipenuhi. Yang menyenangkan ini, jika landasan keimanannya hawa nafsu, menjadi kebenaran baginya.

Dan karena...bagi kebatilan, manusia selalu mencari-cari pembenaran. Sedangkan bagi kebenaran, manusia selalu mencari-cari kesalahan didalamnya.

Inilah manusia : Kebenaran selalu tidak lebih benar daripada kebatilan.

gazebo d6, fakultas farmasi Unpad, jatinangor
11.44
Hana Muwahhida
menikmati masuk angin di keramaian..

Wednesday, July 13, 2011

..mungkin.,.

..mungkin saat kau tidak bermimpi, saat itulah kau diimpikan banyak orang..

..mungkin saat kau melihat seseorang tiba-tiba tersenyum sendirian, saat itu dia sedang memasukkan seorang teman bicara ke dalam pikirannya..

..mungkin saat kau kesakitan, kerak hitam hatimu meluruh satu-satu..

..mungkin saat kesialan menimpamu, saat itulah kau tebus dosamu..

..mungkin..........itu kecintaanNya, dan kecemburuanNya..padaku

Monday, July 11, 2011

apa LAGI, selain Engkau?

..keajaiban apa, yang membuatku masih berdiri meski limbung, selain Engkau?

Cinta seperti apa, yang tetap menegakkanku ketika dunia merubuhkanku, selain Engkau?

Kasih seperti apa, yang membuat pikiranku benderang ketika seluruh dunia gelap gulita, selain Engkau?

Sesuatu yang seperti apa, yang melesatkanku berlari ketika hawahu menghalangi, selain Engkau?

Maka aku dekati Engkau LAGI, Allah, meski seribu kali ku mundur LAGI..

Hana Muwahhida

Friday, May 6, 2011

Negara Intel Indonesia (NII) KW 9 (Arrahmah.com)

Apabila kita mendengar isu Negara Islam Indonesia (NII), maka yang terlintas dalam pandangan masyarakat adalah, kelompok yang ingin mengganti NKRI dengan Negara Islam, dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Seperti, mengeksploitasi wanita bercadar untuk merampok dan memeras uang, termasuk mengancam dibunuh bila keluar dari komunitas tersebut.

Akibatnya, serentetan persepsi negatif itu, tidak saja berdampak buruk bagi komunitas itu, tapi juga terhadap Islam itu sendiri. Bahkan akhir-akhir ini, tidak saja mengaitkan gerakan Islam Syari’at dengan NII, tapi juga menyematkan labelalisasi terorisme.

Kasus terbaru adalah terungkapnya kasus Laila Febriani alias Lian, 7 April 2011, pegawai honorer Departemen Perhubungan, yang terdampar dua hari di Masjid At Ta’awun dikawasan Puncak, Bogor. Ketika ditemukan, Lian dalam kondisi linglung dicurigai akibat indoktrinasi aliran sesat, bahkan ia sudah merubah gaya berpakaiannya dengan mengenakan Jilbab Lebar dan bercadar.

Di balik kasus ini muncul kesan untuk memojokkan citra berbusana Muslimah dengan jilbab lebar dan bercadar. Tak hanya itu, Lian menyebut banyak pria berjenggot tebal diantara mereka yang mengindoktrinasinya.

Gerakan NII Palsu

Upaya mendiskreditkan misi NII yang diproklamirkan SM. Kartosuwiryo, 12 syawal 1368 H/ 7 Agustus 1949 M, telah dilakukan bukan saja oleh mereka yang memusuhinya. Tapi, yang lebih berbahaya justru munculnya gerakan sempalan NII, yang melakukan penyimpangan atas nama NII oleh orang yang malah mengaku sebagai penerus perjuangan NII. Salah satu upaya jahat itu dilakukan oleh Totok Abdussalam alias AS Panji Gumilang, pimpinan Ma’had Al-Zaytun, Inderamayu, Jawa Barat, di bawah payung gerakan NII KW 9.

Padahal, misi NII yang diperjuangkan SM. Kartosuwiryo dan NII KW 9 versi AS Panji Gumilang membawa misi kontradiktif, berbeda dalam tujuan, dan bertentangan secara aqidah. NII atau DII/TII Kartosuwiryo berjuang menegakkan Negara Islam Indonesia berdasarkan Quran dan Sunnah.

Sebaliknya, NII KW 9 yang dipimpin AS Panji Gumilang dengan Ma’had Al-Zaytun sebagai sentral aktivitasnya, melakukan penipuan, dan pemerasan atas nama NII. Pemahaman keagamaan, dan prilaku pengikutnya yang sama sekali tidak bisa dikategorikan Islami, adalah fakta kongkrit. Mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Quran menggunakan metode safsathah, tafsir semau gue berdasarkan kepentingan hawa nafsu.

Karakteristi NII KW 9 versi Panji Gumilang dapat dilihat dari pemahaman keagamaan, dan perilaku pengikutnya:

Pertama, ingkar Sunnah: Pengajian-pengajian diselenggarakan sangat eksklusif dan tertutup. Materi awal tentang kebenaran Al-Quran, berikutnya akan selalu menggunakan Al-Quran sebagai rujukan, jarang sekali menggunakan hadits.
Alasannya, adanya perkataan Nabi Saw : “Inna khairul hadits kitaballah – sebaik-baik hadits adalah kitabullah.” Mereka menolak hadits dengan menggunakan dalil hadits. Dalam hal ini, NII KW 9 menggunakan kalimat yang benar untuk tujuan kebathilan, sebagaimana dikatakan Imam ‘Ali bin Abi Thalib, Kalimatu haqqin yuradu biha bathilun.”

Sedang Ustadz yang memberikan pengajian selalu menyembunyikan identitasnya, dengan alasan security (keamanan). Bukan itu saja, calon pengikut NII KW 9 diajak ke suatu tempat untuk dibai’at, selama dalam perjalanan matanya ditutup.

Mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Quran semau gue, sesuai kepentingan hawa nafsunya. Penggunaan hujjah Al-Quran hanya sekedar alat legitimasi atas suatu pemahaman sesat. Misalnya, peristiwa Isra’ Mi’raj ketika Rasulullah Saw naik ke langit ke tujuh, mereka artikan sebagai tujuh tingkat struktur pemerintahan, yaitu RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, dan Presiden. Ibadah shalat dianggap bukan kewajiban setiap Muslim, karena belum futuh Makkah, padahal Al-Quran sudah turun 30 juz dan Rasulullah Saw sudah wafat.

Kedua, menghalalkan yang diharamkan Allah : Siapa saja di luar kelompoknya dianggap kafir, karena itu halal darahnya dan dan hartanya boleh dirampas, dengan menganggapnya sebagai harta rampasan (fa’i). Jama’ahnya diperas, dijadikan objek pengumpulan dana dengan alasan infaq dan shadaqah, sementara penggunaan dana yang terkumpul tidak transparan. Para anggota jama’ah yang tidak berinfaq dianggap berhutang. Karena itu mereka membolehkan pengikutnya untuk mencuri, merampok, berdusta atas nama agama demi memenuhi tuntunan bai’atnya.

Istilah NII hanyalah kedok, untuk memudahkan rekrutmen para aktivis Muslim, sementara di sisi lain mereka menghalalkan darah dan harta sesama Muslim diluar kelompoknya, persis perilaku dan pemahaman kaum komunis PKI.
Kelompok NII (Negara Intelijen Indonesia) KW 9 ini disinyalir banyak pengamat dan aktivis Muslim, sebagai pembawa misi terselubung untuk menghancurkan Islam dari dalam. Melakukan penyimpangan aqidah dan syari’ah dengan memakai label Islam, mengikuti pandangan Napoleon Bonaparte yang menyatakan : “Jika mau membunuh kuda, gunakan kuda.”

Gerakan NII KW 9, juga mengusung misi intelijen. Tujuannya membangun citra negatif bagi gerakan yang bertujuan menegakkan Syari’ah Islam secara kaffah, menakut-nakuti umat Islam. Labelisasi Islam terhadap perilaku dan pemahaman yang bertentangan dengan ajaran Islam, adalah di antara metode dakwah yang ditempuh NII KW 9 pimpinan Totok Salam alias AS Panji Gumilang. Pusat gerakan aliran sesat KW 9 di Ma’had Al-Zaytun (bukan Az-Zaytun), Haurgeulis, Kabupaten Inderamayu, Jawa Barat.

Jadi, Darul Islam atau NII pimpinan SM. Kartosuwiryo yang diproklamasikan 12 syawal 1368 H/ 7 Agustus 1949 M, hanya menjadi tameng gerakan KW 9 (Komandemen Wilayah 9), sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah, baik secara harakiyah maupun ideologis dengan NII KW 9 pimpinan Totok Salam. Hal ini penting ditegaskan, agar masyarakat tidak keliru menilai, dan tidak rancu dalam memahami peran sentral Darul Islam dalam membangkitkan semangat jihad, untuk membasmi kebathilan.

NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semua dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh. Upaya formalisasi syariat Islam di lembaga negara selalu dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII), karena dianggap memiliki benang merah dengan Darul Islam atau NII pimpinan SM. Kartosuwiryo.

Darul Islam, dipandang sebagai embrio atas suatu paham yang mengedepankan pentingnya melaksanakan Syari’at Islam secara sistemik, melalui jalur kekuasaan pemerintahan. Karena tanpa kekuasaan, Islam tidak akan bisa secara optimal melaksanakan misi Rahmatan Lil ‘Alamin.

Maka di zaman SM Kartosuwiryo, istilah NII bukan sekadar nama sebuah gerakan keagamaan, melainkan institusi Negara dengan konstitusi Islam yang memiliki kekuasaan berdaulat penuh. Memberi label NII pada aktivitas gerakan keagamaan, sangat riskan dari sudut pandang keamanan, juga dapat disalah gunakan sebagai alat penipuan secara ideologis.

Penolakan penggunaan nama NII terhadap aktivitas yang hanya sekadar gerakan, tanpa basis teritorial serta otoritas kekuasaan yang jelas, selain sebagai upaya mengamankan dan mengamalkan amanah perjuangan. Juga, meluruskan pemahaman yang keliru, memberi nama pada sesuatu yang bukan menjadi namanya. Menganggap gerakan sebagai Negara, koordinasi sebagai kekuasaan pemerintahan, sangat rentan terhadap penyusupan dan penyalahgunaan wewenang.

Negara Intelijen

Pada tanggal 27 Agustus 1999, masyarakat pergerakan Islam dikejutkan oleh sebuah pemberitaan berkenaan dengan diresmikannya sebuah pesantren oleh Presiden B.J. Habibie, di Indramayu (Jawa Barat). Pesantren termegah di Asia Tenggara itu bernama Ma’had Al-Zaytun, yang dipimpin oleh Syaikh Al-Ma’had AS Panji Gumilang.

Yang membuat kalangan pergerakan terkejut bukanlah semata-mata karena kemegahan pesantren yang berdiri di tengah-tengah kemiskinan rakyat sekitarnya, tetapi terutama karena sosok yang bernama AS Panji Gumilang, yang tak lain adalah Abu Toto, alias Toto Salam.

Pada tanggal 14 Mei 2003 Jenderal AM Hendropriyono (dalam kapasitasnya sebagai Kepala BIN), atas nama Presiden RI (waktu itu) Megawati, memenuhi undangan Panji Gumilang untuk menancapkan patok pertama bangunan gedung pembelajaran yang diberi nama Gedung Doktor Insinyur Haji Ahmad Soekarno. Kehadiran Jenderal Hendropriyono ketika itu diikuti hampir seluruh pejabat tinggi BIN.

Pada Pemilu Legislatif 5 April 2004, terdapat sekitar 11.563 pemilih yang tersebar di 39 TPS Khusus Al-Zaytun, hampir seluruhnya (92,84 persen) diberikan kepada Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) pimpinan Jenderal Purn. Hartono dan Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut—putri Soeharto). Selebihnya (618 suara) diberikan kepada Partai Golkar.

Tanggal 5 Juli 2004, masyarakat kembali dikejutkan oleh pemberitaan seputar Pemilihan Presiden, yaitu ketika Al-Zaytun berubah sementara menjadi ‘TPS Khusus’ yang menampung puluhan ribu suara (24.878 jiwa) untuk mendukung calon presiden Jenderal Wiranto. Ketika itu, puluhan armada TNIAD hilir-mudik mengangkut ribuan orang dari luar Indramayu yang akan memberikan suaranya di TPS tersebut. Dalam perkembangannya, hasil dari TPS Khusus ini dianulir.

Sebelum kasus penimbunan senjata oleh Brigjen Koesmayadi diungkap oleh KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso (yakni pada 29 Juni 2006), beberapa tahun sebelumnya sejumlah aktivis Islam pernah melaporkan kepada aparat kepolisian tentang adanya timbunan senjata di Al-Zaytun, pada sebuah tempat yang dinamakan Bunker.

Laporan itu baru ditindak-lanjuti aparat kepolisian beberapa bulan kemudian, setelah ratusan senjata itu dipindahkan ke tempat lain, dan bunker tempat penyimpanan senjata sudah berubah fungsi. Senjata-senjata itu milik seorang jenderal aktif yang sangat berpengaruh pada masanya.

Dari rentetan fakta di atas, tampaknya sulit untuk mencegah bila ada yang menyimpukan bahwa Toto Salam alias Abu Toto adalah sosok yang disusupkan ke dalam gerakan Islam, dengan proyek mercusuarnya berupa Ma’had Al-Zaytun.

http://arrahmah.com/read/2011/05/01/12168-negara-intel-indonesia-nii-kw-9.html

Tuesday, April 26, 2011

Muhammad Al-Fatih : Tokoh Yang Digerus oleh Mitos Dracula


Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II



Bila di dalam sebuah ruang kelas seorang guru sejarah bertanya siapa yang tahu Muhammad Al-Fatihatau Muhammad II atau di barat lebih di kenal dengan Mehmed II ? Bisa dipastikan tidak ada yang mengangkat tangan. Tetapi bila sang guru bertanya siapa yang tahu Dracula ? Bisa dipastikan sebagian besar murid pasti akan mengacungkan tangan untuk berebut menjawab. Itulah ironi yang terjadi, bahwa generasi muda kita lebih mengenal superhero rekaan Barat dibandingkan pahlawaan yang sebenarnya.

Dunia memang sedang timpang, seperti aliran sungai, mengalir dari Barat menuju Timur. Semua yang berasal dari Barat mengalir deras, membanjiri dunia Timur-mulai cara berfikirnya sampai cara jalannya. Tak terasa kalau sebenarnya penjajahan itu masih terus berlanjut hingga hari ini.

Bentuk penjajahan dari zaman ke zaman memang berbeda, tapi caranya sama : lewat hutang atauperang. Ini yang terjadi sejak zaman perbudakan sampai zamn sekarang. Tengoklah hari ini, utang digelontorkan oleh Negara-negara Barat beserta kroni-kroninya, baik lewat IMF, Bank Dunia, maupun lembaga keuangan lainnya. Dengan utang tersebut mereka menjerat Negara penerima utang yang ada di Asia, Afrika dan Amerika latin. Sudah banyak Negara yang menjadi korban penjajahan gaya baru ini. Sedangkan Negara-negara yang tidak bisa di ditundukkan dengan utang maka akan di tundukkan dengan perang. Sebagai alasan pemimpin mereka dituduh sebagi pelindung teroris, anti demokrasi, radikal atau komunis. Bentuk ini yang terjadi di Irak, Afghanistan dan Negara-negara di Amerika Latin.

Lantas apa hubugan semua itu dengan Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II dan Dracula ?

Saat ini bentuk penjajahan tidak melulu ekonomi dan politik, tapi juga yang lainnya, salahsatunya adalah sejarah. Seharusnya sejarah merupakan air paling bening untuk melihat masa lalu. Akan tetapi, kini sejarah juga tidak lepas dari jerat penjajahan Barat. Mereka, yang mempunyai akses dari uang sampai senjata, informasi sampai teknologi, terus-menerus berusaha melakukan penjajahan sejarah. Mereka berusaha menyingkirkan sejarah versi lain untuk kemudian memaksakan sejarah versi mereka. Lihatlah bagaimana mereka membuat sejaraah tentang Iran, Irak dan Afghanistan, Venezuela danCubaKorea Utara dan Indonesia. Lihat juga bagaimana mereka membuat sejarah tentang   Fidel Castro, Hugo Chaves dan Mahmud Ahmadinejad. Mereka menuliskannya sebagai nasionalis radikal, komunis atau fundamentalis. Simak pula bagaimana mereka membuat sejarah tentang Perang Salib, Perang Pearl Harbour dan Perang Vietnam.

Bagi kita yang peka, maka penjajahan sejarah itu begitu nyata di depan mata. Namun bagi yang tak peka semua itu tak terasa, bahkan tidak tahu sama sekali.

Vlad Dracula

Kembali lagi ke Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II dan Dracula. Kedua-duanya merupakan tokoh sejarah, Muhammad Al-Fatih adalah penguasa Kesultanan Turki Ottoman kekhalifan umat Islam ketika itu dan Dracula adalah penguasa Wallachia, Eropa. Keduanya juga hidup pada era yang sama, yaitu pada periode akhir Perang Salib. Dan, keduanya pernah terlibat dalam pertempuran yang telah merenggut banyak korban jiwa. Akan tetapi, dalam sejarah yang kemudian berkembang masing-masing mempunyai nasib yang berbeda.

Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II tetap tercatat sebagi tokoh sejarah. Tentu saja ia dikenal sebagai“Pembebas Konstantinopel”. Sedangkan Dracula berbeda nasibnya. Ia lebih dikenal sebagai “Vampire”daripada sebagai manusia sejarah. Seperti yang di kisahkan oleh Bram Stoker dalam novelnya yang berjudul Dracula.

Namun walaupun begitu ia bernasib lebih mujur karena namanya justru di kenal di seantero dunia. Dan, harus diakui ia telah berhasil menenggelamkan nama musuh bebuyutannya, Muhammad Al-Fatihatau Mehmed II.

Saat ini bahkan umat Islam sendiri akan lebih mengenal Dracula daripada Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II. Nama Dracula tetap menjadi buah bibir bahkan setelah kematianya pada tahun 1476 M. Awalnya ia menjadi pembicaraan di kalangan masyaraakat pedesaan di Transylvania, Rumania, dan kemudian berkembang ke seantero Eropa. Namun yang terkenal kemudian bukan kekejamannya sebagai pembantai 500.000 manusia, sebagian besar mati karena di sula. Tetapi ia lebih dikenal sebagai hantu jadi-jadian atau Vampire, yaitu manusia penghisap darah. Yang di angkat dan di populerkan oleh Bram Stoker dalam novelnya yang berjudul Dracula. Kisah inilah yang kemudian terus-menerus didaur ulang sehingga menutupi fakta sejarah yang sebenarnya dan bahkan sudah ribuan film tentang Dracula ini.



Usaha Barat untuk mengangkat pahlawan mereka Dracula, dan menenggelamkan musuh merekaMuhammad Al-Fatih atau Mehmed II bisa dinilai berhasil. Penenggelaman tersebut dengan menggunakan symbol salib dan bawang putih. Lewat symbol salib Barat sebagaimana di uraikanHyphatia Cneajna dalam bukunya “Dracula, Pembantai umat islam dalam perang salib” ingin menunjukkan superioritas mereka. Bahwa merekalah yang mampu membunuh Dracula dengan salib ; bahwa merekalah yang bisa mengusir setan yang haus darah dengan salib. Mereka ingin mengatakan kepada dunia bahwa, merekalah ksatria dengan tanda salib di dada yang telah menyelamatkan dunia dari terror Dracula. Dengan cara inilah secara perlahan namun pasti Barat bisa memasukkan ke dalam kesadaran generasi sekarang tentang sosok Dracula. Sehingga nama ini terus-menerus di kenang sepanjang massa, dari anak kecil sampai orang tua. Dan, tak disadari terutama oleh umat Islam sendiri, pahlawan mereka pelan-pelan telah di tenggelamkan dari pentas sejarah. Tak mengherankan memang kalau kemudian kita umat Islam tak mengenal siapa itu Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II.

Tabiat Barat tersebut hingga kini tak pernah berubah. Saat ini mereka datang laksana ksatria pembebas negeri ke Negara-negara yang kata mereka menjadi sarang teroris. Mereka datang dengan membawa slogan kosong bahwa dunia saat ini sedang terancam Dracula baru yang disebut teroris. Padahal, semua itu cuma kedok mereka untuk melakukan penjajahan gaya baru.

Memang beralasan kalau Barat berusaha menenggelamkan nama Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II. Selain menyangkut dendam lama dalam Perang Salib Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II merupakan tokoh yang mampu merebut benteng terbesar pasukan Romawi, Konstantinopel. Usaha untuk menenggelamkan nama Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II juga bertujuan agar umat Islam terutama generasi mudanya tidak mempunyai tokoh pujaan yang ideal.

Tentu saja jika generasi Islam saat ini meng-idola-kan tokoh seperti Salahuddin Al-Ayubi danMuhammad Al-Fatih atau Mehmed II, yang kedua-duanya begitu gigih membebaskan Islam dari dominasi Barat. Maka jika ini terjadi tentu saja Amerika Serikat akan terusir dari Afganistan, Pakistan, Irak, Arab Saudi, Mesir, dan Indonesia, karena generasi muda Islam akan bersatu dan menendangnya keluar. Begitu juga dengan Israel yang menurut John Parkins, Israel adalah infanteri Amerika Serikat di Timur Tengah akan terusir dari bumi Palestina, dan rakyat Palestina pun akan merdeka.

Tokoh seperti Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II memang teladan yang ideal bagi simbol perlawanan terhadap Barat. Ia selain di kenal ulung dalam strategi perang ia juga seorang pecinta ilmu pengetahuan. Semasa hidupnya beliau mengundang ilmuwan dari berbagai macam Negara dan agama untuk menerjemahkan segala macam buku ke dalam bahasa Turki. Tak mengherankan kalau perpustakaaan di Turki pada masanya menjadi salahsatu perpustakaan paling lengkap di dunia. Karya-karya YunaniMesir dan Arab terkumpul menjadi satu sehingga siapapun yang ingin belajar akan menemukan luasnya samudera ilmu pengetahuan.

Yang juga perlu di catat dari Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II adalah toleransinya. SebagaimanaSalahuddin Al-Ayubi yang membebaskan Palestina, ketika memasuki Konstantinopel Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II tidak merusak satupun tempat ibadah agama Kristen maupun Yahudi. Semua tempat ibadah milik non Muslim tetap di biarkan berdiri dan umatnya beliau lindungi. Ini tidak hanya dilakukan Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II ketika membebaskan Konstantinopel. Sewaktu membebaskan Bosnia hal serupa juga beliau lakukan.

Tiga sifat Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II Anti Barat, pecinta ilmu pengetahuan dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perbedaan agama, tentu sifat yang ideal. Jika umat Islam meniru keteladannya maka tentu saja minyak yang ada di Arab Saudi, Mesir, Sudan, Aljazair, Maroko, Libya, Qatar, UEA, Bahrain, Yaman, Oman, Yordania, Syuriah, Libanon, Kuwait, Irak, Afganistan, Pakistandan negeri kita yang tercinta ini, tidak akan di kuras oleh Amerika Serikat, dan Negara tempat mereka berada akan menjadi Negara yang benar-benar merdeka.

Sayangnya pemimpin di Negara-negara Muslim tidak mempunyai watak dan sifat seperti Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II. Justru mereka menjual Negara mereka kepada Barat dan merendahkan harga diri mereka di hadapan Barat. Memberikan sumber daya alam yang sangat berharga, minyak, kepada tuan-tuan asing. Dan bahkan memfasilitasi Barat untuk membunuh saudara mereka. Lihatlah pembantaian di Gaza Palestina ini tidak terlepas dari andil Mesir yang tidak membuka perbatasan Rafahantara Mesir dan Palestina. Sungguh tragis memang. Dan juga masih ingat dalam memori kita bagaimana Arab Saudi dan Yordania memberikan fasilitas bandara mereka kepada Amerika Serikatuntuk membunuh saudara mereka di Irak. Ironi memang benar-benar Ironis.

Sementara generasi mudanya lebih memuja pahlawan-pahlawan ciptaaan Barat seperti Rambo, James bond, Hunter, Superman, Spiderman. Dan mencontoh tokoh-tokoh idola mereka seperti pemusik, bintang film holywood dan super model dari Barat. Hingga semua itu melenakan generasi Islam dan membawa mereka kepada penyembahan pada manusia dan berhala-berhala materi dan memper-tuhan-kan mode. Bahkan ada semacam kesimpulan bahwa jika seseorang tidak meniru gaya hidup barat atau tidak meng-idola-kan tokoh musik, bintang film dan super model barat ,adalah kuno aliastidak modern. Sebegitukah ??

Memang tidak mudah melepaskan diri dari dominasi Barat. Jerat-jerat itu memang begitu kuat mengikat kesadaran manusia. Walaupun begitu bukan berarti kita harus menyerah. Tentu pasti ada jalan keluarnya. Disamping kita kembali kepada sumber hidup umat Islam Qur’an dan Hadits, salahsatunya juga adalah kritis terhadap sejarah. Mengapa? Karena kekritisan terhadap sejarah akan membuat seseorang tidak mudah di perdaya, karena mengetahui peristiwa sebenarnya. Dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda media-media Barat, karena kita tahu hal sebenarnya yang terjadi.

Wallahu ‘a’lam bisawwab

Disarikan dari buku : “Sultan Mehmed II Sang Pembantai Dracula” karya Orhan Basarab.

Sunday, April 24, 2011

maybe...this is named heart

satu persatu aib terbuka...
satu persatu kelemahan terkuak...
satu persatu keterbatasan menyela langkah...


di sisi mana ukhuwah berada?


karena persaudaraan adalah bagaimana memahami aib, kelemahan, dan keterbatasan satu sama lain, bukan memakinya...
karena persahabatan adalah bagaimana saling melengkapi keterbatasan seseorang dengan ketidakterbatasan seseorang lainnya..
karena ukhuwah, bukan dilihat dari seberapa besar intensitas kebersamaan, seberapa besar pertolongannya, seberapa besar kehadirannya...tapi seberapa besar posisinya untuk memotivasi diri kita untuk tetap berQur'an...


akan selalu ada keterbatasan dan kelemahan di diri setiap akhwat..untuk di cover dengan kelebihan akhwat lainnya...bukan untuk ditinggalkan..


tapi...
hidup tetaplah sebuah roda...
kadang menjadi orang yang paling memperhatikan, kadang menjadi orang yang paling butuh diperhatikan, kadang memperhatikan dan diperhatikan...
kalaupun begitu, tetaplah dalam lingkaran...tetaplah berjalan...tidak ingin kan, terus berada dibawah? 


sedikit lebih lama berada di posisi yang sama, sama halnya seperti merenggangkan shaf, syaithan akal masuk di sela-selanya...kita akan semakin menjauh dari lingkaran...lalu menghilang...naudzubillah. lalu bagaimana kita akan berjalan, sedang kita tidak lagi berada pada roda yang berjalan?..


tetaplah merapat...tetaplah berjalan...dengan begitu, kita akan berputar n_n


*ah, naon sih si hana geje....
*uhibbukum fillah...honestly tah..

Tuesday, April 19, 2011

Miskin Kepercayaan...

Satu hari aku kembali dengan kecerobohanku. Flashdisk 4gb berisi semua data, termasuk data pribadi dan tugas akhir alias skripsi, tertinggal di lab komputer kampus. Ini kali ketiga setelah sebelumnya mp4 2GB dan flashdisk 2 GB yang tertinggal, lantas raib tanpa jejak. Dua kasus sebelumnya masih belum membuatku kacau, karena masih ada data cadangan. Tapi kali ini, cukup membuatku menangis selama 1 jam meratapi data yang raib.

Tiga kasus dalam dua tahun terakhir memang berakhir pada satu titik kesimpulan : KECEROBOHANKU. Namun tak urung aku bertanya, seberharga apakah sebuah flashdisk yang saat ini bisa didapat dengan harga 40rb? Apalagi untuk kalangan mahasiswa yang pasti punya masing-masing lah. Dan seberapa buta nurani seorang mahasiswa, untuk tidak menganggap sejumput data sangat berharga bagi mahasiswa lainnya, meskipun tidak untuk dirinya?

Dan dalam tiga kasus itu, bapak penjaga lab mengaku tidak tahu, tidak melihat, dan...ah entahlah, aku jadi berprasangka. beliau cenderung tidak peduli. pada kasus terakhir aku mencoba ikhtiar menempelkan pengumuman di dalam lab, namun besoknya pengumuman itu sudah dicabut. entah alasan apa...kerapihan? masya allah, dimana nurani?

dan tanggapan orang lain adalah...ah, neng, jaman sekarang mah emang kayak gini.

hari ini...genap seminggu sejak tragedi tertinggalnya flashdisk, iseng aku mengobrak-abrik meja penjaga lab komputer. aku temukan sebuah flashdisk 4GB yang sama rupanya dengan flashdisk-ku yang hilang, namun ragu, tidak ada gantungan flashdisknya. Entah kenapa niatku untuk mengecek isinya sangat mendominasi, meski itu berarti menuruti 'prasangka' burukku terhadap beliau...

dan ternyata...itu memang flashdisku!

ini hanya hal kecil...namun terjadi di mana-mana. tidak muak kah kau bertahan di dunia yang seperti ini? yang seperti ini sama sekali bukan masyarakat islam! miskin kepercayaan...

bodohnya, jika tetap bertahan dengan kondisi seperti ini...

Monday, April 11, 2011

Qur’an : Memang Masa Lalu, Tapi Juga Masa Kini dan Masa Depan


Terpikir sesuatu saat membaca sebuah kisah teror fisik yang dialami Rasulullah Muhammad ketika di Mekkah yang melatarbelakangi turunnya QS Al-Mu’min : 28.

“Dan seorang laki-laki beriman diantara pengikut-pengikut fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh laki-laki yang berkata bahwa Rabbku adalah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan dari Rabbmu.”” (QS Al-Mu’min : 28)

Ceritanya begini…

Saat itu Rasulullah tengah shalat di Hijr Ismail, lalu datang Uqbah bin Mu’aith. Melihat Rasulullah baru shalat, Uqbah melepaskan sorbannya, lalu dipilin menjadi sebuah jerat. Segera Uqbah menyergap Rasulullah dari belakang dan menjeratkan sorbannya ke leher beliau, lalu menariknya kuat-kuat. Rasulullah tercekik. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar, segera beliau menangkap bahu Uqbah dari belakang dengan kuat dan dibantingnya tubuh Uqbah hingga terpelanting. Abu Bakar berkata pada Uqbah :

“Apakah kamu akan membunuh seseorang yang berkata bahwa, Rabbku adalah Allah, sedangkan datangnya kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Rabbmu?”

Atas terjadinya peristiwa itu Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah :

“Dan seorang laki-laki beriman diantara pengikut-pengikut fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh laki-laki yang berkata bahwa Rabbku adalah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan dari Rabbmu.”” (QS Al-Mu’min : 28)

***

Ya, pernah ada suatu masa dimana ucapan itu pernah terlontar dari mulut seorang lelaki pengikut fir'aun yang menyembunyikan keimanannya. Dan yang di'umpamakan' Allah dengan Laki-laki beriman diantara pengikut Fir’aun yang menyembunyikan imannya itu adalah Abu Bakar. Tapi mengapa Abu Bakar di'umpamakan' atau disetarakan Allah dengan pengikut fir’aun yang Allah sebutkan dalam firman tersebut, sedangkan Fir’aun sudah lama lenyap?

Saat itu tidak ada penguasa bernama Fir’aun disana. Namun ternyata penguasa yang ada memang satu karakter dengan Fir’aun. Penindasan, kekejaman, kejahiliyahan, penyembahan berhala dan roh nenek moyang, fanatisme golongan/kabilah/kebangsaan/ashabiyah, perpecahan, dll.

Well, walaupun tidak mendapat secara lengkap tafsir ayat ini, akal pun dapat menunjukkan bahwa al-Qur’an menunjukkan sejarah bukan hanya sekadar kisah dan pelajaran, tetapi sesuatu yang senantiasa ada di dunia.
Fir’aun bisa saja tidak ada, tapi karakter dan sifat-sifatnya akan terus ada yang mewarisi.

Seperti juga Qur’an menceritakan kepemimpinan seorang Rasul. Rasul bisa saja sudah tidak ada lagi, namun fungsi rasul akan tetap senantiasa ada yang mewarisi.

Kejahiliyyahan mungkin saja merupakan masa lalu, tetapi juga muncul pada masa kini, dan masa depan.
Qur’an,  memang berlaku pada masa lalu. Tetapi JUGA seharusnya MASA KINI dan MASA DEPAN.
Sejarah dalam Al-Qur’an, bukanlah sekedar masa lalu, tapi juga hari ini dan masa depan. Pun, cara menyikapinya sudah jelas tercantum sepaket dengan kisah-kisahnya di dalam al-Qur’an.

Kawan, Rasulullah membentuk masyarakat Islam, yang melandaskan seluruh bidang dalam kehidupannya pada Islam yang diturunkan Allah secara murni tanpa penambahan atau pengurangan, tanpa pencampuran. Meski itu adanya di masa lalu, tapi masa kini dan masa depan, masyarakat Islam akan tetap ada. 

Carilah, karena kita hanya diperintah menyembahNya dengan MURNI (ikhlas)  dalam din yang lurus.

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas mentaatiNya semata-mata karena (menjalankan) din, dan juga agar mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah din yang lurus (benar),”(QS Al-Bayyinah : 5)

Sumber kisah :
1.Al-Qur'anul Karim
2. Yang Tegar Dalam Dakwah, Abu Ahmad Marwan, 1414H, Penerbit YP2SU
3. Sirah Nabawiyah
4. Dll...

Wednesday, March 16, 2011

Penat...(part 2)

Semakin banyak informasi yang masuk ke kepala ini, rasanya semakin penat. Kondisi ini sangat jauh dari standar kehidupan ideal. Yah, mungkin hanya aku yang rasa, saat teori-teori kehidupan ideal yang masuk ke kepala tidak sesuai dengan apa yang dilihat dengan mata, didengar dengan telinga, dan dirasakan dengan hati. Sampai saat ini aku hanya bisa sekadar membaca, mendengar, dan merasakan. Kau tahu, yang bisa merasakan kekacauan itu adalah orang-orang yang mengalami kesenjangan antara kehidupan nyatanya dengan teori-teori kehidupan ideal. Orang-orang yang tahu teori, tapi memiliki hal-hal yang sesuai dengan teori tersebut, cenderung nyaman dan tidak merasakan ‘kekacauan’ yang besar. Pun, orang yang hidupnya tidak ideal,, kalau dia tidak tahu teori-teori kehidupan ideal, dia tidak akan merasakan apapun.

Tapi aku, dicekoki paradigma-paradigma pendidikan yang sebagian besar hanya dongengan dan jauh dari realita, mempelajari hal yang mengawang tanpa membaca apa yang terjadi di atas tanah, teori yang bukan solusi, bahkan seringkali bertentangan satu sama lain…rasanya semakin penat. Menyandingkan teori dengan realitas yang ada. Apa kau juga?

Dan sialnya…aku tak bisa berkutik! Diam…ingin berbicara, pada siapa? Tidak ada yang bisa mendengar. Semua orang nyaman dengan hidupnya masing-masing. Kalaulah aku bisa membeberkan kebenaran dan ayat-ayat yang tersembunyi di kepalaku…andai saja. Aku mencari seseorang yang bisa mendengar dan memahami kompleksnya pikiranku.

Aku mulai berpikir, mengapa gunung-gunung meledak ketika dibebani Qur’an padanya (QS Al-Hasyr:21). Karena mereka tidak bisa melakukan apapun. Potensinya berbeda dengan manusia, yang memiliki pendengaran, pengelihatan, hari, ruh, raga, yang dapat berkembang dan saling mentransfer beban. Ketika pendengaran, pengelihatan, dan hati mulai terlalu banyak dipakai tapi ruh dan raga tidak bergerak, kupikir, aku pun bisa meledak. Jantung ini benar-benar ingin melonjak dari tempatnya, dan ini nyata. Apa kau juga?

Pembunuhan, perzinahan, pelacuran, hamil diluar nikah, pencurian (karena butuh atau senang), narkoba, human trafficking, child trafficking, human exploitation, child exploitation, kemiskinan, kefakiran, kekafiran, peminta-minta, pengamen, pemulung, pengangguran, tawuran pelajar, aborsi, HIV-Aids, Penyakit Menular Seksual, Homoseks dan Lesbian, penyimpangan orientasi seks, feminism, kapitalisme, monopoli, kecurangan, riba, korupsi, suap, kemunafikan, dunia gemerlap, pergaulan bebas, demokrasi anarkis, provokasi politik, obsesi kekuasaan, eksploitasi alam, kerusakan bumi, pengerukan sumberdaya alam tidak terkendali, hewan diperlakukan lebih layak dari manusia, dan manusia tidak sudi mengurus manusia yang lain, perbudakan modern, penjajahan modern, doktrinasi menyesatkan, pengalihan orientasi hidup dari kematian ke kehidupan, atheism, paganism konvensional dan modern, konsumtifisme, life-style orientation, Human Rights nan lebay sampai melupakan kewajiban,,,ada TAMBAHAN??

STMJè Shalat Terus Maksiat Jalan…

Semua hal itu bermuara pada satu hal : Penyembahan pada TUHAN baru manusia, yaitu DIRINYA SENDIRI. (plus TUHAN-TUHAN lain).

Dan ini berarti, MENYEKUTUKAN-Nya.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukanNya (syirik)...” (TQS An-nisa:48)

Semua hal itu selaras dengan hal ini : BENCANA. Gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kebakaran, banjir, longsor, radiasi nuklir, kecelakaan darat, laut dan udara, badai, angin rebut, global warming, …. Bumi bergolak. Pasukan Allah Bergerak. Atas perintah siapa? Tidak mungkin selain Dia.

Manusia seolah tidak punya tugas selain ‘menikmati hidup’ dan ‘bertahan hidup’. Padahal MANUSIA yang ditugaskan mengelola bumi (QS Albaqarah:30). Kasarnya mah, hidup padahal sudah diberi, kenapa harus dicari lagi? Keselamatan saat kehidupan setelah mati yang belum Allah berikan, kenapa tidak dicari??

“Dan CARIlah akhirat, namun JANGAN LUPAKAN dunia..” (TQS AlQashash: 77)

Aku percaya apa yang Allah tunjukkan pada ku, dan pada kita semua. Apa yang dibuat manusia, tidak akan pernah akan bisa mengatur manusia lainnya, apalagi bumi dan seluruh isinya. Apalagi di KERAJAAN-Nya. Bumi ini milikNya. Tapi manusia membuat aturannya sendiri seolah-olah mampu meluncurkan sebuah kudeta terhadap kekuasaanNya.

“…Allahlah sebaik-baik pembuat makar,” (TQS.. cari aja deh, lupa).

“Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu (manusia) belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (TQS Al-Insan:1)…Dia yang meng-ada-kan Manusia…asa sombong pisan manusia teh.

Ah, cape. Masih ada 6000an lagi ayat qauliyah, belum lagi qauniyah. Padahal banyak juga yang bisa dicapai dengan logika ^_^…. IQRA sendiri lah!!! Sebel sayah…


Setelah perenungan sejak titik kesadaran memori hingga saat ini,
di Depan pintu kamar, 15 Maret 2011, 11:02
“..Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya dzalim. Berilah kami pelindung dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu.”
(TQS Annisa : 75)
Doa penduduk Makkah saat itu,
Dan do’aku saat ini…
Ada yang punya do’a yang sama? 

Tuesday, March 15, 2011

PENAT...(kantor babeh, 15 maret 2011)

teman-teman mungkin terobsesi beraktivitas dengan gengsi setinggi langit..konferensi sana sini, pertukaran pelajar, kegiatan-kegiatan skala nasional dan internasional...diundang dan dikejar sana sini...teman-temanku orang-orang hebat, manusia-manusia langit...

aku...bahkan sangat bahagia bisa sedikit menyentuh dunia tergelap yang jarang bisa dibayangkan.. : dunia jalanan...
seringkali aku bingung...kenapa orang tidak terpikirkan apa yang aku pikirkan? pertanyaan yang seharusnya dibalik...kenapa aku tidak bisa memikirkan apa yang orang pikirkan? tapi...saat aku menyadari apa yang orang-orang pikirkan (baca: hanya diri--umumnya, red), aku bahkan tidak ingin memikirkan apa yang mereka pikirkan. Hal itu...membuat frekuensi kepala dan pemikiranku tidak sama dengan orang sekitar. Sangat sering GA NYAMBUNG! 
sumpeh, sangat susah menemukan orang-orang yang berpikir sama sepertiku. ini...sebenarnya siapa yang mengalami kelainan? aku, atau mereka? atau kalian? atau kita?
entahlah...
di kepala ini...banyak ayat yang tersembunyi. hingga jantung ini terus berdetak tak normal. mungkin sama halnya seperti gunung-gunung yang tak kuat menahan beban yang dianugerahkan Allah padanya, hingga meledak. apakah aku juga begitu?
yang kupikirkan saat ini hanya...kenapa banyak orang yang tidak mau mendengar? atau malah aku yang tidak bisa membuat mereka mendengar? bagaimana caranya membuat mereka mendengar? what should I do?

Wednesday, March 2, 2011

Revolusi

Ini hanya pikiranku…kemampuannya terbatas. Aku bukan ahli politik, bukan pula pengamat politik yang senantiasa update…
Ada banyak hal yang menjadi masalah di negeri ini. Dulu dan sekarang, orde lama-orde baru-orde reformasi-orde hari ini (apa sih namanya?), saat setiap logika menganalisis, maka ditemukan akar masalah terdapat pada system, regulasi, dan kawan-kawannya. Suatu negeri yang diperlakukan seperti organisasi kampus, sepertinya.  Yang aparat-aparatnya ingin sedikit berkontribusi untuk memperbaiki bangsa, dan selebihnya adalah kepentingan diri atau kelompok.
Muak, sebenarnya.  Ketika melihat diri berada di tempat sampah, yang kupikirkan adalah bagaimana membersihkannya. Orang bilang, saat seseorang terbiasa di tempat yang bersih, ketika melihat sesuatu yang kotor, gereget ingin segera menyingkirkannya. Tapi orang yang terbiasa di tempat kotor? Rasanya biasa saja. Naudzubillah…bahkan Dia sudah memperingatkan bahwa ada orang-orang yang hatinya dijadikan batu. Tidak merasakan apapun, tidak ingin bersih, tidak ingin benar. Yang dia inginkan adalah dirinya senang. Masya Allah, sadarkah? Coba lihat sekeliling, bahkan diri kita!
So, langkah pertama adalah, bersihkan pikiran dan hati. Langkah kedua adalah…lihat sekelilingmu. Jelas sudah, sampah, kekotoran, dimana-mana! Apa yang akan kau lakukan?

  26 Oktober 2010

ISLAM : TEROR UNTUK SIAPA???



Dalam konteks sekarang ini, terorisme dan heroisme berkaitan dengan Indonesia dan Islam, tidak lepas dari ketidaksesuaian pola ideologi antara keduanya. Meski dipaksakan, keduanya menempuh jalan yang berbeda. Maka, yang mana terror dan yang mana hero itu tergantung pada dengan yang mana ia berhadapan. Memang rumit...

Teror adalah sesuatu yang mengganggu dan hero adalah sesuatu yang mengukuhkan. Lantas dimana Islam bagi Indonesia? Itulah inti penyelesaian dari kebingungan umat muslim di Indonesia berkaitan dengan hebohnya ’terorisme’ di  indonesia.

Islam, sejak awal diturunkannya, merupakan sebuah sistem yang mengatur seluruh sisi kehidupan ummatnya secara komunitas maupun secara individual. Setiap individu diolah sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah dengan pola yang terstruktur dan tersambung satu sama lain, serta terikat dengan syari’at yang telah ditetapkan. Pun, Indonesia memiliki sebuah sistem yang mengatur kehidupan masyarakatnya secara komunitas dan beberapa sisi secara indivudual, dengan pola yang juga terstruktur dan berhukum sesuai dengan apa yang telah disepakati dengan musyawarah. Oleh karena itu, Islam dan Indonesia adalah dua hal yang terpisah.

Keduanya terpisah, pertama, karena keduanya merupakan sistem yang sama sekali berbeda dan bertentangan, meski dalam beberapa hal memiliki kesamaan. Kedua, sunnatullah bahwa Islam merupakan sesuatu yang tidak bisa tercampurkan dengan sistem lain. Ketiga, sumber hukum masing-masing berbeda.

Hmm...berat

Lantas bagaimana posisi umat muslim saat ini, menyikapi terorisme untuk Indonesia dan mungkin heroisme bagi Islamnya sendiri?

Pada dasarnya, sikap memberontak para ’teroris’ itu pun memiiki alasan, mengetahui bahwa umat Islam terpenjara hak-hanya untuk menjalankan aturannya secara kaffah, membentuk suatu sistem yang mengatur keseluruhan hidupnya secara kaffah. Terhalang oleh adanya aturan lain yang mengikatnya, yaitu posisinya sebagai masyarakat Indonesia, yang mutlak harus tunduk pula pada aturannya. Juga, adanya isu kebebasan individual dan multikulturalisme di Indonesia menjadikan posisi umat muslim menjadi serba salah.

Baiklah, kita akan coba flashback pada perjuangan melawan penjajah dahulu kala.

Secara sederhana, kita lihat dari sejarah masyarakat Indonesia sebelum masa penjajahan. Urutan kemunculan kepercayaan besar di Indonesia adalah Hindu, Budha, Islam, lalu Kristen. Kapan masa penjajahan Indonesia dimulai? Yaitu pada saat kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia mulai berjaya. Saat itu agama Kristen belum muncul. Kita ingat bahwa bangsa penjajah memiliki 3 misi, yaitu glory, gold dan gospel. Agama Kristen masuk setelah penjajahan, merupakan indikator terwujudnya misi gospel yang dibawanya. Mengapa penjajahan baru dimulai saat Islam muncul? Apakah faktor ketakutan Islam akan menguasai dunia seperti yang diramalkan? Tentu saja hal ini berbarengan dengan dimulainya penghancuran Islam di wilayah-wilayah yang dikuasainya, mulai dari perang fisik, pemikiran, dkk.. Satu lagi pertanyaan : ”Siapa yang berjuang mempertahankan Indonesia sebelum periode pahlawan-pahlawan Nasional yang sering disebut-sebut dalam buku sejarah?”

Mengingat-ingat para pejuang kita, mulai dari Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Tuanku Imam Bonjol, Fatahillah, si Pitung, Pangeran Dipenogoro, Sultan Hassanudin, sampai Pattimura yang disangka seorang nasrani, ternyata berjuang pada barisan Islam. (nama asli Pattimura adalah Ahmad Lussy, dengan lafal pengucapan mereka, menjadi Mat Lussy). Apakah ada yang bukan muslim menjadi panglima perang melawan penjajah??

Tentang perjuangan yang disebut buku-buku sejarah ’kedaerahan’, ingat kisah perjuangan tuanku Imam Bonjol yang mendapat bantuan pasukan Dipenogoro dari jawa? (atau kebalik ya?). Kisah ini menunjukkan bahwa setiap daerah dengan Islam sebagai sistemya sangat terkoordinansi dengan baik. Perjuangan kedaerahan tidak akan melibatkan pihak/daerah lain dalam perjuangannya. Atau lebih baik kita kaji lagi sejarah-sejarah Indonesia dalam literatur-literatur terdahulu. Betapa banyak kerjasama antar daerah dalam rangka mempertahankan keutuhan Indonesia dari serangan penjajah. Tanya juga bagaimana nasib rakyat bukan muslim. Tidak tersisih. Mereka ikut memperjuangkan. Tapi siapakah yang menggerakkan?

Karena Islam di Indonesia dahulu kala, tidak menutup kemungkinan, sudah membentuk kesatuan. Bukan merupakan satu aturan ritual dan individual, tetapi juga sistem hidup. Sistem inilah yang secara sunnatullah, tidak akan lepas diperangi oleh musuh. Sistem ini juga yang sangat ditakuti untuk berjaya.

Nama-nama seperti Soekarno-hatta dkk muncul setelah adanya politik etis. Hasil dari politik etis adalah generasi muda bangsa Indonesia yang ’berpendidikan’ dan rasa ’nasionalisme’ yang kuat. Kalau dipikir-pikir, baik banget belanda memberikan pendidikan untuk jajahannya. Ada apa? Ternyata hasilnya adalah doktrinasi isme-isme luar yang ’merusak’ atau hanya baik dari satu sisi dan di sisi lain ia akan menimbulkan keburukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Tujuannya, menghancurkan Indonesia, lebih tepat lagi menghancurkan Islam yang ada di Indonesia.

Terlepas dari segala kemungkinan aksi terorisme di indonesia merupakan strategi intelejen asing ataupun lokal untuk menghancurkan citra Islam di mata umatnya sendiri, ataupun strategi calon presiden untuk mengalihkan isu kecurangan pemilu tahun ini, seharusnya fenomena ini menjadi salah satu bahan renungan dan kajian kita untuk mencari dimana dan bagaimana posisi Islam dan Umatnya saat ini. Seperti yang diramalkan Rasulullah Muhammad saw, ada saat dimana umat islam seperti buih yang terombang-ambing. Kitalah buih itu, kawan. Terombang-ambing terbawa isu dan propaganda. Mulai saat ini, tentukanlah posisimu --menjadi teror dan hero untuk siapa-- dan berteguhlah. Mudah-mudahan Allah menunjukkan kita jalan yang benar. Amin.

Wallahu’alam bishshawab...


28 november 2009,

dengan keterbatasan...