Aku mengamati apa yang dilakukan segerombolan semut saat usahanya terhalangi. Ketika mereka mengerubuni gula dalam satu wadah, sengaja ku siram air (memang ceritanya mau dicuci—lagi-lagi cerita tentang cuci piring haha). Bagian bawah wadah memang tergenang air, dan banyak semut jadi korban. Tapi berapa lama kudiamkan, mereka tetap mengerubuninya lagi. Seperti tak takut mati, tak seperti yang digambarkan di film The Bugs Life atau the Ants. Dan tetap begitu.
Itu, pengorbanan tanpa rasa takut.
Dan aku pernah mengamati seorang teman, perempuan, atas usahanya mengatasi ketakutannya. Dia mengendarai sepeda motor, namun menggenggam stang dengan punggung tangan dibawah. Kenapa? Aku tanya...dia jawab “Takut kulitnya hitam..”
Setelah aku ketakutan karena pertama kali dia bonceng, ditambah posisi memegang stang yang abnormal, u khow what i feel!
Hal sederhana, sebenarnya. Ketakutan pigmentasi berlebihan akibat sinar matahari yang bahkan sebenarnya tidak akan mematikan. Tapi, ketakutan yang kecil bagi manusia, akan mengembangkan potensinya. Pendengaran, Pengelihatan, Fu’ad.
Maka bagi manusia, ketakutan bisa membuat manusia melakukan apa saja untuk selamat darinya.
Terhadap manusia yang memiliki jutaan ketakutan, potensi manusia sejatinya mengarahkan pada satu ketakutan yang besar. Akhirat.
Dan bagaimana bisa, setiap orang memandang sesuatu dengan ketakutan yang berbeda? Mengapa dia takut kulitnya hitam sedangkan saya lebih takut tiba-tiba dia oleng dan tidak bisa menahan dengan posisi seperti itu?
Tujuan. Orientasi. Pemahaman.
Menumbuhkan ketakutan pada Akhirat, kehidupan setelah mati, dan pada Tuhan, perlu optimalisasi pendengaran, pengelihatan, dan fu’ad. Namun, secara naluriah, Allah juga menganugerahkan ilham, hidayah, dan petunjuk.
Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah, identifikasi ketakutan kita masing-masing. Setelah itu, semua potensi yang kita punya, akan bergerak sesuai dengan ketakutan yang kita desain sendiri.
Labkom d6
30 November 2011, 15.16
Inspirasi mendadak itu menyenangkan dan menakutkan
No comments:
Post a Comment