Wednesday, March 16, 2011

Penat...(part 2)

Semakin banyak informasi yang masuk ke kepala ini, rasanya semakin penat. Kondisi ini sangat jauh dari standar kehidupan ideal. Yah, mungkin hanya aku yang rasa, saat teori-teori kehidupan ideal yang masuk ke kepala tidak sesuai dengan apa yang dilihat dengan mata, didengar dengan telinga, dan dirasakan dengan hati. Sampai saat ini aku hanya bisa sekadar membaca, mendengar, dan merasakan. Kau tahu, yang bisa merasakan kekacauan itu adalah orang-orang yang mengalami kesenjangan antara kehidupan nyatanya dengan teori-teori kehidupan ideal. Orang-orang yang tahu teori, tapi memiliki hal-hal yang sesuai dengan teori tersebut, cenderung nyaman dan tidak merasakan ‘kekacauan’ yang besar. Pun, orang yang hidupnya tidak ideal,, kalau dia tidak tahu teori-teori kehidupan ideal, dia tidak akan merasakan apapun.

Tapi aku, dicekoki paradigma-paradigma pendidikan yang sebagian besar hanya dongengan dan jauh dari realita, mempelajari hal yang mengawang tanpa membaca apa yang terjadi di atas tanah, teori yang bukan solusi, bahkan seringkali bertentangan satu sama lain…rasanya semakin penat. Menyandingkan teori dengan realitas yang ada. Apa kau juga?

Dan sialnya…aku tak bisa berkutik! Diam…ingin berbicara, pada siapa? Tidak ada yang bisa mendengar. Semua orang nyaman dengan hidupnya masing-masing. Kalaulah aku bisa membeberkan kebenaran dan ayat-ayat yang tersembunyi di kepalaku…andai saja. Aku mencari seseorang yang bisa mendengar dan memahami kompleksnya pikiranku.

Aku mulai berpikir, mengapa gunung-gunung meledak ketika dibebani Qur’an padanya (QS Al-Hasyr:21). Karena mereka tidak bisa melakukan apapun. Potensinya berbeda dengan manusia, yang memiliki pendengaran, pengelihatan, hari, ruh, raga, yang dapat berkembang dan saling mentransfer beban. Ketika pendengaran, pengelihatan, dan hati mulai terlalu banyak dipakai tapi ruh dan raga tidak bergerak, kupikir, aku pun bisa meledak. Jantung ini benar-benar ingin melonjak dari tempatnya, dan ini nyata. Apa kau juga?

Pembunuhan, perzinahan, pelacuran, hamil diluar nikah, pencurian (karena butuh atau senang), narkoba, human trafficking, child trafficking, human exploitation, child exploitation, kemiskinan, kefakiran, kekafiran, peminta-minta, pengamen, pemulung, pengangguran, tawuran pelajar, aborsi, HIV-Aids, Penyakit Menular Seksual, Homoseks dan Lesbian, penyimpangan orientasi seks, feminism, kapitalisme, monopoli, kecurangan, riba, korupsi, suap, kemunafikan, dunia gemerlap, pergaulan bebas, demokrasi anarkis, provokasi politik, obsesi kekuasaan, eksploitasi alam, kerusakan bumi, pengerukan sumberdaya alam tidak terkendali, hewan diperlakukan lebih layak dari manusia, dan manusia tidak sudi mengurus manusia yang lain, perbudakan modern, penjajahan modern, doktrinasi menyesatkan, pengalihan orientasi hidup dari kematian ke kehidupan, atheism, paganism konvensional dan modern, konsumtifisme, life-style orientation, Human Rights nan lebay sampai melupakan kewajiban,,,ada TAMBAHAN??

STMJè Shalat Terus Maksiat Jalan…

Semua hal itu bermuara pada satu hal : Penyembahan pada TUHAN baru manusia, yaitu DIRINYA SENDIRI. (plus TUHAN-TUHAN lain).

Dan ini berarti, MENYEKUTUKAN-Nya.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukanNya (syirik)...” (TQS An-nisa:48)

Semua hal itu selaras dengan hal ini : BENCANA. Gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kebakaran, banjir, longsor, radiasi nuklir, kecelakaan darat, laut dan udara, badai, angin rebut, global warming, …. Bumi bergolak. Pasukan Allah Bergerak. Atas perintah siapa? Tidak mungkin selain Dia.

Manusia seolah tidak punya tugas selain ‘menikmati hidup’ dan ‘bertahan hidup’. Padahal MANUSIA yang ditugaskan mengelola bumi (QS Albaqarah:30). Kasarnya mah, hidup padahal sudah diberi, kenapa harus dicari lagi? Keselamatan saat kehidupan setelah mati yang belum Allah berikan, kenapa tidak dicari??

“Dan CARIlah akhirat, namun JANGAN LUPAKAN dunia..” (TQS AlQashash: 77)

Aku percaya apa yang Allah tunjukkan pada ku, dan pada kita semua. Apa yang dibuat manusia, tidak akan pernah akan bisa mengatur manusia lainnya, apalagi bumi dan seluruh isinya. Apalagi di KERAJAAN-Nya. Bumi ini milikNya. Tapi manusia membuat aturannya sendiri seolah-olah mampu meluncurkan sebuah kudeta terhadap kekuasaanNya.

“…Allahlah sebaik-baik pembuat makar,” (TQS.. cari aja deh, lupa).

“Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu (manusia) belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (TQS Al-Insan:1)…Dia yang meng-ada-kan Manusia…asa sombong pisan manusia teh.

Ah, cape. Masih ada 6000an lagi ayat qauliyah, belum lagi qauniyah. Padahal banyak juga yang bisa dicapai dengan logika ^_^…. IQRA sendiri lah!!! Sebel sayah…


Setelah perenungan sejak titik kesadaran memori hingga saat ini,
di Depan pintu kamar, 15 Maret 2011, 11:02
“..Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya dzalim. Berilah kami pelindung dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu.”
(TQS Annisa : 75)
Doa penduduk Makkah saat itu,
Dan do’aku saat ini…
Ada yang punya do’a yang sama? 

Tuesday, March 15, 2011

PENAT...(kantor babeh, 15 maret 2011)

teman-teman mungkin terobsesi beraktivitas dengan gengsi setinggi langit..konferensi sana sini, pertukaran pelajar, kegiatan-kegiatan skala nasional dan internasional...diundang dan dikejar sana sini...teman-temanku orang-orang hebat, manusia-manusia langit...

aku...bahkan sangat bahagia bisa sedikit menyentuh dunia tergelap yang jarang bisa dibayangkan.. : dunia jalanan...
seringkali aku bingung...kenapa orang tidak terpikirkan apa yang aku pikirkan? pertanyaan yang seharusnya dibalik...kenapa aku tidak bisa memikirkan apa yang orang pikirkan? tapi...saat aku menyadari apa yang orang-orang pikirkan (baca: hanya diri--umumnya, red), aku bahkan tidak ingin memikirkan apa yang mereka pikirkan. Hal itu...membuat frekuensi kepala dan pemikiranku tidak sama dengan orang sekitar. Sangat sering GA NYAMBUNG! 
sumpeh, sangat susah menemukan orang-orang yang berpikir sama sepertiku. ini...sebenarnya siapa yang mengalami kelainan? aku, atau mereka? atau kalian? atau kita?
entahlah...
di kepala ini...banyak ayat yang tersembunyi. hingga jantung ini terus berdetak tak normal. mungkin sama halnya seperti gunung-gunung yang tak kuat menahan beban yang dianugerahkan Allah padanya, hingga meledak. apakah aku juga begitu?
yang kupikirkan saat ini hanya...kenapa banyak orang yang tidak mau mendengar? atau malah aku yang tidak bisa membuat mereka mendengar? bagaimana caranya membuat mereka mendengar? what should I do?

Wednesday, March 2, 2011

Revolusi

Ini hanya pikiranku…kemampuannya terbatas. Aku bukan ahli politik, bukan pula pengamat politik yang senantiasa update…
Ada banyak hal yang menjadi masalah di negeri ini. Dulu dan sekarang, orde lama-orde baru-orde reformasi-orde hari ini (apa sih namanya?), saat setiap logika menganalisis, maka ditemukan akar masalah terdapat pada system, regulasi, dan kawan-kawannya. Suatu negeri yang diperlakukan seperti organisasi kampus, sepertinya.  Yang aparat-aparatnya ingin sedikit berkontribusi untuk memperbaiki bangsa, dan selebihnya adalah kepentingan diri atau kelompok.
Muak, sebenarnya.  Ketika melihat diri berada di tempat sampah, yang kupikirkan adalah bagaimana membersihkannya. Orang bilang, saat seseorang terbiasa di tempat yang bersih, ketika melihat sesuatu yang kotor, gereget ingin segera menyingkirkannya. Tapi orang yang terbiasa di tempat kotor? Rasanya biasa saja. Naudzubillah…bahkan Dia sudah memperingatkan bahwa ada orang-orang yang hatinya dijadikan batu. Tidak merasakan apapun, tidak ingin bersih, tidak ingin benar. Yang dia inginkan adalah dirinya senang. Masya Allah, sadarkah? Coba lihat sekeliling, bahkan diri kita!
So, langkah pertama adalah, bersihkan pikiran dan hati. Langkah kedua adalah…lihat sekelilingmu. Jelas sudah, sampah, kekotoran, dimana-mana! Apa yang akan kau lakukan?

  26 Oktober 2010

ISLAM : TEROR UNTUK SIAPA???



Dalam konteks sekarang ini, terorisme dan heroisme berkaitan dengan Indonesia dan Islam, tidak lepas dari ketidaksesuaian pola ideologi antara keduanya. Meski dipaksakan, keduanya menempuh jalan yang berbeda. Maka, yang mana terror dan yang mana hero itu tergantung pada dengan yang mana ia berhadapan. Memang rumit...

Teror adalah sesuatu yang mengganggu dan hero adalah sesuatu yang mengukuhkan. Lantas dimana Islam bagi Indonesia? Itulah inti penyelesaian dari kebingungan umat muslim di Indonesia berkaitan dengan hebohnya ’terorisme’ di  indonesia.

Islam, sejak awal diturunkannya, merupakan sebuah sistem yang mengatur seluruh sisi kehidupan ummatnya secara komunitas maupun secara individual. Setiap individu diolah sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah dengan pola yang terstruktur dan tersambung satu sama lain, serta terikat dengan syari’at yang telah ditetapkan. Pun, Indonesia memiliki sebuah sistem yang mengatur kehidupan masyarakatnya secara komunitas dan beberapa sisi secara indivudual, dengan pola yang juga terstruktur dan berhukum sesuai dengan apa yang telah disepakati dengan musyawarah. Oleh karena itu, Islam dan Indonesia adalah dua hal yang terpisah.

Keduanya terpisah, pertama, karena keduanya merupakan sistem yang sama sekali berbeda dan bertentangan, meski dalam beberapa hal memiliki kesamaan. Kedua, sunnatullah bahwa Islam merupakan sesuatu yang tidak bisa tercampurkan dengan sistem lain. Ketiga, sumber hukum masing-masing berbeda.

Hmm...berat

Lantas bagaimana posisi umat muslim saat ini, menyikapi terorisme untuk Indonesia dan mungkin heroisme bagi Islamnya sendiri?

Pada dasarnya, sikap memberontak para ’teroris’ itu pun memiiki alasan, mengetahui bahwa umat Islam terpenjara hak-hanya untuk menjalankan aturannya secara kaffah, membentuk suatu sistem yang mengatur keseluruhan hidupnya secara kaffah. Terhalang oleh adanya aturan lain yang mengikatnya, yaitu posisinya sebagai masyarakat Indonesia, yang mutlak harus tunduk pula pada aturannya. Juga, adanya isu kebebasan individual dan multikulturalisme di Indonesia menjadikan posisi umat muslim menjadi serba salah.

Baiklah, kita akan coba flashback pada perjuangan melawan penjajah dahulu kala.

Secara sederhana, kita lihat dari sejarah masyarakat Indonesia sebelum masa penjajahan. Urutan kemunculan kepercayaan besar di Indonesia adalah Hindu, Budha, Islam, lalu Kristen. Kapan masa penjajahan Indonesia dimulai? Yaitu pada saat kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia mulai berjaya. Saat itu agama Kristen belum muncul. Kita ingat bahwa bangsa penjajah memiliki 3 misi, yaitu glory, gold dan gospel. Agama Kristen masuk setelah penjajahan, merupakan indikator terwujudnya misi gospel yang dibawanya. Mengapa penjajahan baru dimulai saat Islam muncul? Apakah faktor ketakutan Islam akan menguasai dunia seperti yang diramalkan? Tentu saja hal ini berbarengan dengan dimulainya penghancuran Islam di wilayah-wilayah yang dikuasainya, mulai dari perang fisik, pemikiran, dkk.. Satu lagi pertanyaan : ”Siapa yang berjuang mempertahankan Indonesia sebelum periode pahlawan-pahlawan Nasional yang sering disebut-sebut dalam buku sejarah?”

Mengingat-ingat para pejuang kita, mulai dari Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Tuanku Imam Bonjol, Fatahillah, si Pitung, Pangeran Dipenogoro, Sultan Hassanudin, sampai Pattimura yang disangka seorang nasrani, ternyata berjuang pada barisan Islam. (nama asli Pattimura adalah Ahmad Lussy, dengan lafal pengucapan mereka, menjadi Mat Lussy). Apakah ada yang bukan muslim menjadi panglima perang melawan penjajah??

Tentang perjuangan yang disebut buku-buku sejarah ’kedaerahan’, ingat kisah perjuangan tuanku Imam Bonjol yang mendapat bantuan pasukan Dipenogoro dari jawa? (atau kebalik ya?). Kisah ini menunjukkan bahwa setiap daerah dengan Islam sebagai sistemya sangat terkoordinansi dengan baik. Perjuangan kedaerahan tidak akan melibatkan pihak/daerah lain dalam perjuangannya. Atau lebih baik kita kaji lagi sejarah-sejarah Indonesia dalam literatur-literatur terdahulu. Betapa banyak kerjasama antar daerah dalam rangka mempertahankan keutuhan Indonesia dari serangan penjajah. Tanya juga bagaimana nasib rakyat bukan muslim. Tidak tersisih. Mereka ikut memperjuangkan. Tapi siapakah yang menggerakkan?

Karena Islam di Indonesia dahulu kala, tidak menutup kemungkinan, sudah membentuk kesatuan. Bukan merupakan satu aturan ritual dan individual, tetapi juga sistem hidup. Sistem inilah yang secara sunnatullah, tidak akan lepas diperangi oleh musuh. Sistem ini juga yang sangat ditakuti untuk berjaya.

Nama-nama seperti Soekarno-hatta dkk muncul setelah adanya politik etis. Hasil dari politik etis adalah generasi muda bangsa Indonesia yang ’berpendidikan’ dan rasa ’nasionalisme’ yang kuat. Kalau dipikir-pikir, baik banget belanda memberikan pendidikan untuk jajahannya. Ada apa? Ternyata hasilnya adalah doktrinasi isme-isme luar yang ’merusak’ atau hanya baik dari satu sisi dan di sisi lain ia akan menimbulkan keburukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Tujuannya, menghancurkan Indonesia, lebih tepat lagi menghancurkan Islam yang ada di Indonesia.

Terlepas dari segala kemungkinan aksi terorisme di indonesia merupakan strategi intelejen asing ataupun lokal untuk menghancurkan citra Islam di mata umatnya sendiri, ataupun strategi calon presiden untuk mengalihkan isu kecurangan pemilu tahun ini, seharusnya fenomena ini menjadi salah satu bahan renungan dan kajian kita untuk mencari dimana dan bagaimana posisi Islam dan Umatnya saat ini. Seperti yang diramalkan Rasulullah Muhammad saw, ada saat dimana umat islam seperti buih yang terombang-ambing. Kitalah buih itu, kawan. Terombang-ambing terbawa isu dan propaganda. Mulai saat ini, tentukanlah posisimu --menjadi teror dan hero untuk siapa-- dan berteguhlah. Mudah-mudahan Allah menunjukkan kita jalan yang benar. Amin.

Wallahu’alam bishshawab...


28 november 2009,

dengan keterbatasan...

Tuesday, March 1, 2011

Dosa Yang Gugur...

Diriwayatkan bahwa ada seorang ahli ibadah yang berumur 500 tahun dan hidup di sebuah pulau. Diabdikan dirinya hanya untuk beribadah kepada Allah saja. Saat ia dihisab, Allah berkata kepada malaikat, Dengan rahmatku, masukkan orang ini ke dalam surga. Maka sang ahli ibadah itupun protes,"Aku ingin masuk surga karena amalku bukan karena rahmatMu. Baiklah, malaikat timbanglah seluruh amal kebajikannya dan timbang dengan nikmat pendengaran. Namun ternyata seluruh amal kebajikannya belum mampu mengimbangi nilai nikmat pendengaran. Maka Allah berkata,"Malaikat masukkan dia ke dalam neraka. Maka ahli ibadah itupun bersujud memohon ampun, ampunilah kesombongan hambaMu ini ya Allah, masukkanlah aku ke dalam surga dengan rahmatMu.

Teringat ungkapan yang sangat populer diantara kita, kalau didzhalimi, dosa kita akan berkurang. Entah bagaimana asal mulanya.

Dari kutipan yang saya cantumkan di awal, dapat diambil kesimpulan bahwa yang memasukkan kita ke dalam surga bukanlah amalan kita, tapi ridha Allah. Ibarat nya mah, sebanyak apapun timbangan sebelah kanan, tidak akan dapat mengimbangi timbangan sebelah kiri. Secara gitu, manusia itu tempatnya khilaf. Jadi, yang bisa kita usahakan adalah, bagaimana caranya membuat Allah Ridha menghapuskan timbangan sebelah kiri kita. 

Ridha Allah==> menghapus dosa
didzalimi==> menghapus dosa

Islam tidak membuat unsur-unsur yang bertentangan satu sama lain. Saat hanya Kasih sayangNya yang dapat menghapus dosa, berarti tidak ada hal lain yang dapat menghapus dosa kecuali Kasih sayangNya.

Kalau pakai rumus logika matematika, 

Ridha Allah==> menghapus dosa
didzalimi==> menghapus dosa
akan menjadi selaras  dan tidak bertentangan saat disusun menjadi :
didzalimi dalam rangka meraih ridha Allah, yang dapat menghapus dosa

kesimpulannya adalah : tidak sembarang luka akibat didzhalimi, yang akan menggugurkan dosa

Wallahu'alam
Hotspotan D6, 01 maret 2011, 14.08
timbul dari pertanyaan : inginkah kamu, saat perihmu dan tegarmu, menggugurkan dosa-dosamu?