Wednesday, February 23, 2011

Para Penyeru Ke Neraka


Dari Huzhaifah bin Al-Yaman berkata ”Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?” Rasul saw. menjawab, ”Ya, tetapi ada para penyeru ke neraka jahanam; barangsiapa yang menyambut mereka ke neraka, maka mereka melamparkannya ke dalam neraka.” Saya berkata, ”Ya Rasulullah, terangkan ciri mereka pada kami?” Rasul saw. menjawab, ”(Kulit) mereka sama dengan kulit kita, berbicara sesuai bahasa kita.” Saya berkata, ”Apa yang engkau perintahkan padaku jika aku menjumpai hal itu?” Rasul saw. bersabda, ”Komitmen dengan jamaah muslimin dan imamnya.” Saya berkata, ”Jika tidak ada pada mereka jamaah dan imam?” Rasul saw. menjawab, ”Tinggalkan semua firqah itu, walaupun engkau harus menggigit akar pohon sampai menjumpai kematian dan engkau tetap dalam kondisi tersebut.” (Bukhari dan Muslim).
Mungkin ada pertanyaan dalam nurani terdalam kita yang kita cuekin, kenapa ya, ketika kebaikan Islam disebarkan, banyak yang menganggapnya sesat? Kenapa ya? Ya, sesuai hadist di atas, bahwa akan selalu ada yang ber’dakwah’ pada keburukan. Salah satu hasilnya adalah bagaimana kita menganggap buruk apa yang seharusnya menjadi keyakinan dan keimanan kita.
’Dakwah’ yang mereka lakukan lebih gencar dari apa yang kita bayangkan, mengajak manusia agar tidak melibatkan Islam dalam kehidupan mereka. Pada sisi yang lain mereka juga menyeru untuk menghalalkan segala cara dalam aktivitas kehidupannya. Dari sisi pemikiran yang banyak diserukan oleh para penyeru ke neraka adalah kesesatan, penyimpangan, dan keburukan yang dimasukkan atas nama ajaran Islam, sehingga muncullah aliran-aliran yang ’sesungguhnya’ sesat dan beberapa gerakan kemurtadan yang mengatasnamakan Islam, dan umat Islam banyak yang tertipu dengan ajakan mereka. Sehingga Islam yang benar sekalipun akan terbawa buruk karena mereka.
Nah. bagaimana kita mengenali para penyeru ke neraka? Ada beberapa ciri yang diinformasikan Rasulullah saw.
1. Memiliki Warna Kulit dan Bahasa yang Sama dengan Mayoritas Rakyat.
Apa maksudnya?
Para penyeru tersebut ternyata bisa jadi para pemimpin atau tokoh masyarakat atau tokoh politik atau tokoh agama yang diikuti oleh banyak masa sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain oleh imam Muslim, yaitu: “Pemimpin yang tidak mengambil hidayah Rasul dan juga tidak mengikuti sunnahnya.” Ungkapan yang sama juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash: 41-42, “Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).”
Mereka muncul dari kelompok Islam dan memimpin umat Islam. Kulit dan bahasanya sama dengan mayoritas umat Islam. Merekalah kelompok yang paling bahaya bagi umat Islam karena mereka menggunakan istilah-istilah Islam yang dapat menyesatkan umat Islam, mereka juga sangat membahayakan karena lahir dari kelompok Islam dan memiliki pengikut yang banyak dari umat Islam.
2. Mengajak Manusia ke Neraka Jahannam
Untuk mengidentifikasi hal ini, kita harus tau dong apa saja yang mengarahkan kita kesana. Kalaupun ucapannya dibalut ayat Al Qur’an, itu tidak menjamin kebenaran. Kita harus tahu untuk apa ia mengucapkan ayat-ayat tersebut. Mencari simpatikah? Mencari dukungan? Atau yang tulus mengingatkan kita? Sementara masyarakat awam banyak yang mengikutinya karena kebodohannya. Ungkapannya ibarat sabda, perbuatannya selalu dianggap benar. Ia mengajak rakyatnya untuk masuk ke neraka Jahanam (sadar atau tidak sadar) dengan berbagai macam cara. Maka mereka adalah pemimpin yang sesat dan menyesatkan.
Maka jadilah orang yang selalu sadar. Allah menciptakan semua hal di sekitar kita agar kita dapat membaca dan berpikir, apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki. Tidak bisa menutup mata begitu saja, karena yang dipertanggungjawabkan kelak bukan hanya bagaimana kita memperbaiki diri, tapi juga bagaimana kita memperbaiki ’tempat tinggal’ kita.
ada beberapa cara yang mereka gunakan, yang patut kita waspadai.
1. Mengunakan sarana media massa.
Biasanya apa yang kita tangkap pertama kali, maka itulah yang kita percaya. Maka berlomba-lombalah media massa menyampaikan informasi dengan sudut pandang tertentu, disesuaikan dengan misi orang-orang dibelakangnya. Terlihat sekarang, banyak paradigma-paradigma nyeleneh yang tidak kita sadari terpatri juga di pikiran kita. Untuk pencegahan masuknya paham-paham nyeleneh, maka kita perlu ’penyaring’. Seperti apa penyaringnya? Yang mengaitkan hidup kita di dunia dan di akhirat. Apaan tuh? Al Qur’an dan Sunnah. Pelajari dengan baik, maka kita akan bisa membedakan.
2. pembicaraan yang tidak berguna, sarana musik dan nyanyian.
Naah…kembali lagi ke orientasi hidup kita sebenarnya. Buat apa sih kita hidup? Atau, ingin ke surga atau neraka? Maka dari sekarang, pilihlah langkah-langkah yang berefek terhadap kehidupan kekal kita kelak, sesuai dengan tujuan kita. Mau ke surga, maka hati-hatilah. Mau ke neraka, silahkan hidup seenaknya. Coba tunjuk tangan, siapa yang mau ke neraka???
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqmaan: 6)
3. Mengubah nikmat Allah dengan kekufuran.
Maksudnya? Mereka sadar bahwa semua yang ada pada dirinya dari Allah, tapi tidak bisa lepas dari keinginannya. Dalam upayanya untuk menyesatkan manusia mereka menggunakan berbagai macam cara yang dikuasainya. Seperti menggunakan harta untuk menipu kaum lemah dan miskin, menggunakan media. Bahkan, kalau tidak mau tunduk, mereka menyiksanya dan membunuhnya. Begitulah di antara ciri penyeru ke neraka Jahanam. Wah…coba kita lihat, apakan para pemimpin kita seperti itu? Ya lihat saja bagaimana mereka memperlakukan kaum muslim. Bukan mengkhususkan, tapi sadarkah bahwa selama ini kitalah yang tertindas? Bagaimana terkekangnya hak kita sebagai muslim untuk menjalankan Islam secara kaffah, terhalangi dengan berbagai aturan kebebasab ’hak individu’ sehingga kita terlena di dalamnya?
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu, neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.”
”Hati mereka adalah hati setan dalam jasad manusia.” Para penyeru ke neraka Jahanam hati mereka sangat keras melebihi kerasnya batu sehingga tidak merasakan apa yang dirasakan umatnya. Bahkan untuk mengokohkan kekuasaanya mereka tidak segan-segan menyakiti, menyiksa, dan membunuh rakyatnya (pengikutnya) sendiri.
Sesungguhnya hati jika sudah mengeras, maka kehilangan daya sensitivitasnya. Mereka menganggap sama antara yang baik dengan yang buruk, tidak merasakan penderitaan rakyatnya. Semuanya serba diremehkan. Kesakitan masyarakat dianggap biasa, lumrah, dan tidak dianggap repot.
Nah…kita amati lagi, apakan pemimpin kita seperti ini? Mm…atau tidak terlihat?
PERBUATAN PARA PENYERU KE NERAKA JAHANAM
1. Mengekor pada Orang lain
Walaupun di mata masyarakat mereka adalah pemimpin tetapi pada dasarnya mereka mengekor pihak lain. Para penyeru ke neraka jahanam biasanya adalah antek-antek orang kafir. Allah swt berfirman: Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (QS. Al Baqarah: 14).
2. Menganggap Rendah Kaumnya
Karena mengekor pada yang lain sehingga mereka merasakan dan menganggap rendah pada diri dan kaumnya. Mereka memaksa kaumnya untuk mengikuti pola hidup kaum kafir yang menjadi acuan. Karena itu, pemimpin -pemimpin seperti ini pada hakekatnya pengekor.
3. Menghancurkan Nilai-Nilai Moral
Para penyeru ke neraka Jahanam menginginkan agar masyarakat tidak komitmen pada ajaran Islam, karena hal itu akan menyulitkan mereka. Lebih dari itu ketika masyarakat komitmen pada ajaran Islam maka mereka susah menguasainya sehingga mereka berusaha menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai Islam. Allah swt. berfirman: “Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 8-9).
4. Memerangi Dakwah Islam
Eit….jangan dulu berhenti baca! Sebelumnya, kita harus menyamakan persepsi. ”Untuk apa dakwah Islam? Tampak ekstrim sekali…” Itulah paradigma yang muncul saat ini. ”Gak mau ah, ikutan yang ekstim kayak gitu…” saat ada yang mengajak untuk ikut menyampaikan. Jadi, untuk apa? Hanya untuk melaksanakan tugas kita di dunia, sehingga surga ada di tangan. Itu aja kok, gak banyak-banyak. (padahal surga jauh lebih luas daripada dunia dan seisinya ^-^)
Ini terjadi jika kekuasaan ada di tangan mereka. Mungkin pada awalnya mereka tidak secara langsung memerangi dakwah tetapi mempersempit ruang lingkupnya. Mereka kemudian menuduh orang-orang yang berdakwah dengan tuduhan yang keji seperti ekstrimis, fundamentalis, provokator, dan teroris. Hal ini menyebabkan masa menjauhi dakwah dan aktivisnya. Di sisi lain menumbuhsuburkan dakwah yang tidak membahayakan kekuasaannya seperti menumbuhsuburkan tasawuf, filsafat, pemikiran sosialis, dan lain-lain. Lebih jauh lagi mereka berani menyiksa dan membunuh aktivis dakwah karena mereka sudah memvonisnya sebagai teroris yang membahayakan negara.
Demikian aktivitas para penyeru ke neraka Jahanam menggiring manusia untuk disesatkan dengan berbagai macam cara dan sarana sampai pada akhirnya mereka mengikuti penyeru tersebut untuk masuk bersama-sama ke neraka Jahanam. Oleh karena itu, selamat menganalisis, adakah orang-orang seperti itu disekitarmu??? WASPADALAH!! WASPADALAH!!!

No comments:

Post a Comment