Saturday, July 7, 2012

..tidak sesederhana itu


Awalnya jelas. “dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka melaksanakan ibadah kepadaKu,” (QS 51 :56). Tetapi memang tidak sesedarhana itu. Paling tidak, banyak dari kita yang muslim merasa tidak SESEDERHANA itu. Karena dunia kebendaan sudah begitu terbuka lebar, menawarkan berjuta suka cita. Kita disudutkan, diperangkap, dan dikotak-kotakkan ke dalam kesalahpengertian. Kita jadi berpikir dan bersikap lain.

Adakalanya, kita perilakukan Tuhan layaknya manusia. Cukuplah dengan sekadar sanjungan, persembahan, dan sedikit peribadahan dalam saat-saat tertentu. Selebihnya, kita menjadi  ‘pelayan’ bagi sesuatu yang lain. Dengan ini kita MERASA telah beribadah.

Atau, kita anggap dunia sebagai rumah penjara. Tubuh adalah ruang tahanan jiwa. Dan antara kesucian serta pencarian aspek kebendaan adalah dua hal yang sulit dipertautkan. Kita tanggalkan dunia. Lari ke pojok-pojok terpencil, membuang dan menyiksa diri. Kita sebut nama Tuhan berulang. Dengan itu kita menganggap sampai kepada puncak kekuatan ibadah. Kita MERASA telah beribadah.

Lalu apa yang bisa diharapkan dari keduanya? Bagaimana kiranya Tuhan berkenan atas pelayanan itu? Bagaimana pula masyarakat muslim bisa terbentuk karenanya?

(Sayid Abul ‘Ala Maududi, Dua Pilar Islam dalam Sistem Peribadatan, 1983)


No comments:

Post a Comment